Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), ketersediaan Daging Sapi sekitar 70.662 ton untuk Desember 2017.
Sementara konsumsi hanya sekitar 50.479 ton sehingga mengalami surplus sekitar 20.183 ton.
Hal ini ditambah lagi realisasi impor pada Desember 2017 yang diperkirakan sekitar 16 ribu ton, yaitu 10 ribu ton daging sapi dan 6 ribu ton daging kerbau.
Data-data ini menunjukkan, pasokan saging sapi cukup untuk memenuhi lonjakan permintaan menjelang natal dan tahun Baru 2018.
Berdasarkan hasil pantuan di kedua rumah potong hewan yang dikunjungi Komisi Pengawasan Persaingan Usaha diketahui, persediaan daging sapi sangat mencukupi sampai dengan akhir tahun ini dan harga cenderung stabil bahkan turun Rp 1.000 per kilogram (kg) dari harga Rp 42.500 per kg menjadi Rp 41.500 per kg sapi hidup dibandingkan dengan harga pada Oktober 2017.
"Dalam kondisi pasokan cukup seperti ini, kita harap tidak ada lagi oknum pelaku usaha yang coba-coba memainkan harga untuk mendapatkan keuntungan yang eksesif," kata Syarkawi Rauf, Ketua KPPU via Whatsapp, Rabu (13/12/2017).
Sebelumnya menurut Syarkawi, KPPU sejak sebulan lalu telah melakukan beberapa langaka antisipatif antara lain, memetakan pola produksi dan distribusi komoditas pangan strategis yang terdiri dari 11 Komoditas, yaitu beras, minyak goreng, gula pasir putih, bawang merah, bawang putih, kedelai, hagung, daging sapi, cabai rawit merah, terigu, dan ayam potong.
Selain itu, memetakan potensi terjadinya pelanggaran dalam rantai distribusi, yaitu potensi penimbunan dan potensi terjadinya praktek monopoli serta kartel (persekongkolan untuk mengatur harga serta pasokan ke pasar), dan memetakan pelaku usaha utama di setiap komoditas pangan strategis.
KPPU berharap jelang Natal dan Tahun Baru ini, harga tetap stabil seperti saat Ramadhan dan Idul Fitri yang lalu.
"Kita mengajak pelaku usaha dibidang pangan ini terlibat secara aktif bekerja sama untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan pangan strategis untuk kepentingan masyarakat," ujar Syarkawi. (*)