Wilayah Memang Pelosok, Tapi Tidak dengan Jaringan Internet Bagi Guru SMPN 2 Rampi

Penulis: Arif Fuddin Usman
Editor: Ina Maharani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa SD berjalan di lapangan Desa Tedeboe di Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu. Meski berada di pelosok, jaringan Telkomsel bisa diakses.

“Kami berterima kasih di Rampi, terutama di SMPN 1 Rampi ini sinyal ponsel cukup bagus. Kebetulan BTS Telkomsel memang di Desa Onondoa,” sebut Erwin. "Akses internet juga lumayan, meski memang masih tersendat-sendat. Tapi setidaknya untuk komunikasi dikatakan cukup lumayan. Bolehlah kami terisolir dari posisi geografis, tapi untuk jaringan telpon, kami tidak kalah dengan orang di kota,” tuturnya.

Cari Sinyal di Gunung

Sementara itu, guru atau siswa di SMPN 2 Rampi tak seberuntung dengan kondisi di SMPN 1 Rampi. Letak Tedeboe yang masih 15 km ke utara dari Desa Onondoa, membuat sinyal telepon tak sekuat di pusat kota kecamatan. Bahkan kerap hilang ditelan rimbunnya hutan atau kencangnya angin pegunungan.

Siswa-siswi SMPN 2 Rampi berfoto dengan guru Mujur di depan sekolah di Rampi, Luwu Utara, beberapa waktu lalu. (dok tribun timur)

Dari penuturan Guru SMPN 2 Rampi, Mujur, untuk mengakses jaringan telepon seluler maupun internet, penduduk setempat harus ke puncak Gunung Maleda’, gunung tertinggi di Rampi. Bahkan warga Tedeboe harus menempuh perjalanan setengah harian, itupun sesampainya di gunung harus mengantre karena jaringan 3G tak semuanya merata.

Baca: VIDEO: Tarif Ojek ke Kecamatan Seko Lutra Capai Rp 1,8 Juta, Ini Alasannya

“Bagi yang tidak sanggup menempuh perjalanan jauh, biasanya menitip pesan melalui tukang ojek. Sebelum tower (BTS) milik Telkomsel ini diperbaharui, jaringan telepon hanya dapat diakses oleh sekitar 20 orang. Namun kini sudah bisa banyak yang pakai, apalagi yang dekat tower bisa facebook-an,” cerita guru yang bergelar pendidikan sarjana pendidikan ini.

Mujur menambahkan, masih ada lagi sekolah yang lebih jauh lagi dari SMPN 2 Rampi. Sekolah itu adalah SDN 216 Tedeboe. Posisinya 21 km dari ibukota Kecamatan Rampi. Akses sinyal di wilayah ini sudah tak ada, sehingga menyulitkan penduduk memperoleh informasi.

Baca: Siswa di Kecamatan Seko Luwu Utara Dambakan Listrik

Bagaimana dengan harga pulsa prabayar atau kartu perdana di wilayah ini? Mujur menyebutkan harganya sangat terjangkau. Ada juga kuota data. “Pulsa dapat diperoleh dengan mudah dan harganya relatif terjangkau. Demikian pula kuota, tapi itu tadi, yang jauh dari tower, ya tidak akan kebagian jaringan,” kisah Mujur.

Sarana Pendidikan

Di tengah keterbatasan dan keterisoliran tersebut, warga di Rampi ternyata tak tertinggal dalam urusan dunia pendidikan. Meskipun jumlah dan sebarannya relatif masih terbatas, namun sarana pendidikan di Rampi tersedia lengkap dari tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).

Siswa SMPN 2 Rampi tengah belajar (dok tribun timur)

Sarana pendidikan TK berjumlah 6 unit --masing-masing desa punya, demikian pula SD sebanyak 6 unit. Adapun untuk sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) berjumlah 3 unit yang mewakili masing-masing dua desa dan sebuah sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) yang dibangun di pusat kota kecamatan di Desa Onondowa.

“Kami boleh terpencil dan jauh dari keramaian kota, tapi sekolah di sini sudah merata dari tingkat TK sampai SMA. Kalau disesuaikan dengan jumlah penduduk, sudah mencukupi. Hanya akses jalan yang masih jadi hambatan, tapi anak-anak kami selalu optimis serta penuh semangat saat belajar,” jelas Mujur kepada Tribun-Timur.com, pertengahan Agustus 2017 lalu.

Baca: Kain Adat Warga Rampi Luwu Utara Terbuat dari Kulit Pohon Beringin

Baca: Pesawat Kargo Bakal Layani Rute Seko-Rampi Luwu Utara

Halaman
1234

Berita Terkini