Sebut PSM Seharusnya Menang 3-2, Jakmania ini Anggap Persija Dibantu Wasit

Editor: Ilham Arsyam
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

sStatistik Persija vs PSM

TRIBUN-TIMUR.COM - Laga panas Persija vs PSM berakhir imbang 2-2.

Namun pertandingan yang digelar di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Banten, Selasa (15/8/2017) sore ini diwarnai keputusan kontroversial wasit.

Wasit asal Iran Bonyadifard Mooud menganulir gol ketiga PSM yang dicetak Wiljan Pluim dimenit ke-82.

Seusai pertandingan, wasit mendapat kritikan pedas.

Pendukung PSM ramai-ramai menulis hastag #WasitAsingRampokGolPSM.

Rupanya kekecewaan tak hanya dirasakan pendukung PSM saja.

Salah seorang yang mengaku jackmani (pendukung Persija) Hermawan juga merasakan hal yang
sama.

Pada grup Jackmania di facebook ‘PERSIJA JAKARTA (The Jak Mania)’ hermawan mengungkapkan jika Persija seharunya kalah.

Hal itu diungkapkan karena dia mengingkan tim kesayangannya itu menang tanpa bantuan wasit.

“Walaupun hasil pertandingan tadi 2 - 2 ....tp gue masih menganggap persija kalah 3 - 2 atas psm
Gue juga kecewa ama wasit asing tadi yg mnganulir gol dr pluim
Tp gue ttp menganggap persija kalah...
Gue bukannya ngrendahin tim kebanggan gue
Tp persija mainnya harus adil tnpa bantuan wasit...
#JakmaniaMaczman
#KitaSaudara,” tulisnya.

Jakmania ()

Unggahan Hermawan di grup pendukung Persija yang beranggotakan 35 ribu itupun menuai beragam komentar.

Sakha Pradipta: Setuju jak.wasit asing dan lokal sama sja kualitasnya bokbrok

Aan Syaputra: Gak papa Seri Terimah Keputusan Wasit Kami The Maczman Saudara Sampai Mati The jak

Bang Jhoo: sebenarnya kami suporter psm kecewa sama wasit bukan sama persija ! kami tdk mau bermusuhan dgn suporter lain krna kami ingin selalu menjalin silahturahmi agar kami bisa mengiringin PSM di laga Awaynya.

Protes ke PSSI

Keputusan kontroversial wasit Bonyadifard Mooud (32 tahun) yang menganulir gol striker PSM, Wiljan Pluim, di menit 82 laga klasik Persija Jakarta vs PSM Makassar di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Banten, Selasa (15/8/2017) sore, tampaknya akan berbuntut panjang.

Manajemen PSM berencana mengirimkan nota protes atas kepemimpinan wasit asal Iran ini kepada operator Liga-1 Go-Jek Traveloka, PT Liga Indonesia Baru dan otoritas sepak bola Indonesia, PSSI. 

"Kita akan pelajari rekamannya. Kalau memang tidak handsball, maka ini harus dilaporkan karena sangat merugikan tim kami. Hal-hal seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi, "kata  CEO PT Persaudaraan Sepakbola Makassar (PSM), Munafri ‘Appi’ Arifuddin (42 tahun), usai laga di selasar stadion berkapasitas 45 ribu penonton itu, Selasa (15/8/2018) petang.

Saat merespon pertanyaan wartawan tentang kinerja wasit yang juga guru mata pelajaran fisika di Provinsi Bakhtari, tenggara Teheran ini, muka Appi terlihat masam, tanpa senyum, dan amat serius.

PSM bermain seri 2-2 melawan Persija. Di pekan ke-20 dari 36 matchday Liga-1, PSM kini di posisi ketiga klasemen . 

PSM sempat unggul 0-2 dari tuan rumah. Persija dan PSM masing-masing dapat hadiah penalti dari wasit berlisensi FIFA dan AFC sejak tahun 2013 ini.

Di menit ke-83, kontroversi itu datang. Suporter PSM pun mengarak emosi ke media sosial.

Upaya protes ini juga sudah dilontarkan terpisah Presiden The Macz Man, Ocha Alim kepada Tribun, Selasa (15/8/2017) , di Makassar.

Kelompok suporter dengan 43 ribu fans di 23 zona di kota besar Indonesia ini, berencana menggalang dukungan kelompok suporter lain di Makassar dan Nusantra untuk melancarkan mosi tak percaya kepada kepemimpinan wasit asal Iran itu ke PSSI.

Surat yang ditujukan untuk operator Liga 1, PT Liga Indonesia Baru, dan Komisi Wasit PSSI ini akan ditembuskan ke Menteri Pemuda dan Olahraga di Jakarta.

Dia menyebutkan, Sekretaris Jenderal The Macz Man, Mustafa, tadi malam, sudah membuah draft surat protes itu.

“Kita akan kumpul tanda tangan suporter untuk dikirim ke PSSI. Ini sekaligus kritik kepada kepemimpinan wasit Indonesia yang ada selama ini.” ujar Ocha, yang juga jurnalis foto bola sejak tahun 1996 ini.

Mendatangkan wasit asing, bagi Ocha, ternyata bukan solusi memperbaiki kualitas sepak bola profesional Indonesia.

Ocha juga akan mempertanyakan, jika kepemimpinan wasit buruk dan terbukti merugikan klub, siapa yang berhak menghukumnya. “Apakah komisi wasit dari PSSI atau FIFA.” ujarnya.

Sejak awal Agustus lalu, otoritas sepak bola Indonesia, PSSI resmi mengumumkan penggunaan wasit asing dalam putaran kedua kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1.

Alasannya, sepanjang putaran pertama, keluhan manajemen tim, suporter atas perangkat pertandingan datang bertubi-tubi.

Akhirnya, PSSI, melalui operator liga 1, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB),mendatangkan wasit asing memimpin pertandingan secara parsial.

Artinya tidak semua pertandingan dipimpin wasit asing. Jika setiap pekan ada 9 laga, maka hanya 4 hingga 5 laga yang dipimpin wasit asing.

PSSI mendatangkan wasit dari rekomendasi Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) dengan cara berkirim surat mencarikan wasit yang bertugas di Liga masih skop Asia, ada dari China, Asia Barat, Iran, Kyrgistan, dan negara lain.

Mereka rata-rata berkualifikasi dan berlisensi FIFA.

Wasit ini juga berkualifikasi dan lolos pelatihan dari AFC, sebagai perwakilan FIFA di Asia.

Chief Operation Officer PT LIB, Tigorshalom Boboy, dalam penjelasan resminya ke Tribunnews, akhir Juli 2017 lalu, menjelaskan PT LIB dan PSSI sudah membentuk referee assessor (atau lembaga penilai wasit).

Forum Referee assessor itulah yang menentukan level wasit lokal atau asing. Forum inilah yang akan mengawasi dan mengevaluasi kinerja para wasit.

Berita Terkini