Pria Yang Dibakar Hidup-hidup Usai Salat Ternyata Guru Ngaji, Bandingkan dengan Versi Polisi

Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siti Zubaedah (25) istri Muhammad Al Zahra alias Joya (30), pria yang tewas dibakar massa karena dituding mencuri tiga unit alat pengeras suara musala di Kampung Muara Bakti RT 012/07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi pada Selasa (1/8/2017) petang.

Seorang pedagang di lokasi itu, Farida (39) menceritakan bagaimana seorang MA itu sebelum dijemput ajalnya dengan cara mengenaskan.

Menurutnya, setelah ditangkap dan dihajar sejumlah warga di tepi kali, MA sempat hendak digelandang ke Kantor Kepala Desa Bakti Mulya yang letaknya hanya 100 meter.

Nahas, upaya beberapa warga untuk membawa MA ke tempat yang lebih aman kalah dengan jumlah massa yang semakin beringas ingin menghakiminya.

Bahkan, sejumlah pemotor menghentikan laju kendaraannya untuk memukul sekujur tubuh MA.
"Tadinya mau dibawa ke Balai Desa, tapi sudah ramai sampai ada pengendara motor yang sampai turun terus mukul, terus jalan lagi," terangnya.

Teriakan beberapa orang agar MA dibakar terus terdengar hingga akhirnya ada warga yang membawa bensin di botol kemasan dan menyiramnya ke tubuh MA. Lantas, MA disulut api.

Selasa sore itu, massa makin ramai dan semakin beringas. Jalan raya pun macet tertutup banyaknya massa.
Sebagian pedagang di pasar memilih untuk masuk ke dalam toko dan tidak melihat saat MA dibakar hidup-hidup.

"Banyak yang masuk, apalagi yang punya anak, itu semua disuruh masuk. Terus tidak lama, ada kobaran api dari got itu," jelasnya seraya menunjukkan got tempat membakar MA.

Tidak lama setelah kejadian berlangsung, mobil ambulance menuju lokasi dan pihak kepolisian segara melakukan olah kejadian perkara.

Amplifier Hilang Usai MA Salat

Satu unit amplifier di Musala Al Hidayah hilang seketika usai MA melakukan ibadah Salat Ashar di Musala yang berada di Desa Hurip Jaya, Babelan, Bekasi.

Hal itu diceritakan oleh Fahmi, anggota keluarga yang kediamannya berada persis di sebelah Musala.
Fahmi menceritakan, saat itu, hanya ada MA yang berada di Musala beberapa saat ketika Salat Ashar berjamaah.

MA memarkirkan sepeda motor bebek berwarna merah, persis di sebelah Musala yang didominasi warna biru itu.
Ayah Fahmi yang juga merupakan pengurus Musala, hari itu, sedang membersikan toilet dan mengepel lantai di depan Musala.

Ketika MA pergi, baru disadari satu unit amplifier yang berada di ruangan sebelah tempat imam salat, hilang. Hanya tersisa juntaian kabel yang terpotong.
"Pas ayah saya masuk, lihat ke dalam, tahu-tahu sudah hilang, ada kabel terpotong. Lalu ayah saya ingat mukanya dan motornya, terus dikejar naik motor," jelas Fahmi.

Ketika sudah terkejar, MA kemudian lari masuk ke dalam kali yang tidak jauh dari jalan besar dan kemudian diteriaki massa karena telah mencuri.
"Banyak yang teriak maling, maling. Terus provokasi gitu buat dibakar," kata dia.

Sementara itu, Kepolisian Resor Metro Bekasi telah mengantongi identitas pria yang tewas dibakar di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Selasa (1/8/2017) petang lalu.

Halaman
1234

Berita Terkini