Kisah Pedagang yang Jadi Korban Kebakaran di Pasar Butung, Rugi hingga Rp 2,5 M

Penulis: Saldy Irawan
Editor: Anita Kusuma Wardana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Setiap musibah yang menimpa seseorang pastinya merasa sangat sedih, apalagi mengalami kerugian hingga miliar rupiah.

Hal itulah yang kini dirasakan oleh Yudi Ong pemilik Toko Ardilla, yang mendapat musibah kebakaran di ruko tempat ia mencari kehidupan layak.

Ke tribun-timur.com, pria yang akrab disapa Yudi ini mengaku tetap tegar dengan apa yang ia rasakan saat ini.

Meski barang dagangannya 80 persen habis dilalap si jago merah yang ada di kompleks pusat grosir Pasar Butung Rabu kemarin, Yudi mengaku sudah siap "Move On".

Dari taksiran Yudi, kerugian yang ia alami dari kebakaran ini sebesar Rp 2,5 miliar.

"Musibah ini menjadi pelajaran bagi semua untuk tetap berhati-hati dan waspada akan musibah kebakaran," kata pria kelahiran Samarinda 24 Maret 1984, Kamis (8/6/2017).

Lanjut Yudi, betapa berharganya seorang keluarga. Pasalnya dimasa ia sedang terpuruk, keluarganyalah yang memberikan ia support atas musibah yang dialami.

"Istri saya yang selalu memberikan dukungan atas musibah ini, beberapa saudara dan keluarga lainnya meminta untuk bangkit kembali," kata suami dari Tiffani ini.

Tiffani dan Yudi dikaruniai seorang anak yang ia namai Gavrila.

Aktvitas Yudi sebagian besar dihabiskan di Pasar Butung,  pergi pagi dan pulang malam di Pasar yang terletak di Jl Sulawesi Kecamatan Wajo, Makassar itu.

Ia bisa bercengkrama dengan anak dan isterinya nanti di saat malam tiba atau saat ia kembali ke rumahnya.

Di Makassar pun dirinya tidak pernah bepergian, kecuali keluar dari Makassar yakni ke Bali dan Singapura untuk liburan bareng keluarga.

Karena kesibukannya di Pasar Butung tempat ia berjualan pakaian dan alat kelengkapan rumah tangga, liburan ini pun hanya dilakukan sekali atau dua kali setahun.

Meski pun dalam kondisi sibuk, Yudi mengaku tetap bisa berkomunikasi dam bertatap muka dengan anaknya dirumah dengan cara video call.

Yudi mengungkapkan dirinya berjualan di Pasar Butung kurang lebih 10 tahun.

Ia memilih jadi pedagang swasta karena beberapa keluarga besarnya juga melakoni hal serupa, secara dia turunan marga Tionghoa.

Ada suka duka yang dirasakan Yudi selama berjualan di Pasar Butung. Sukanya kalo toko ramai dari oembeli, dan dukanya kalo toko sepi atau mendapat komplen.

"Tapi komplen itu yaa sudah biasa," kata Yudi, tersenyum.

Meski demikian, komplen pelanggannya tidak berlarut. Pasalnya ketika Yudi di komplen ia siap menuruti apa yang diinginkan pelanggannya.

Satu hal kunci kesuksesan yang menjadi prinsipnya, itu adalah jujur.

"Berdagang itu, harus jujur itulah yang menjadi turun temurun di keluarga besar kami," katanya lagi.

Dari modal Rp 2,5 miliar, ia bisa merata-ratakan omset hasil jualannya ia perkirakan antara Rp 5-9 juta perhari.

Saat ini, pasca kebakaran Yudi belum beraktivitas seperti sebelumnya. Sebabnya ruko tempat ia berjualan porak-porandak dilalap si jago merah.(*)

Berita Terkini