Haji 2016

Cuaca Ekstrim, Sejumlah JCH Kloter 1 Embarkasi Makassar Mimisan

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Suryana Anas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah jemaah calon haji menaiki pesawat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Selasa (9/8/2016). Sebanyak 450 calon jamaah haji dan lima petugas haji Embarkasi Sultan Hasanuddin diberangkatkan menggunakan pesawat Garuda GA 1101 menuju Jedah, Arab Saudi, dimana penerbangan tersebut sempat delay selama enam jam karena mengalami masalah teknis pada pesawat. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR

Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ribuan jamaah calon haji (JCH) asal Indonesia saat ini telah berada di Madinah. Mereka kini masih menuggu waktu pemberangkatan ke Mekkah.

Sambil menunggu waktu pemberangkatan ke Mekkah, para JCH melakukan berbagai kegiatan di Madinah seperti arbain dan ziarah ke beberapa tempat.

Seperti yang disampaikan oleh Husnul Khatimah, salah satu JCH kloter 1 Embarkasi Makassar yang saat ini tengah berada di Madinah.

Dalam pesan singkatnya, Husnul mengatakan saat ini para JCH masih melaksanakan arbain di Masjid Nabawi dan juga ziarah ke tempat bersejarah.

"Kami masih di Madinah sementara melakukan arbain, beberapa hari yang lalu kami juga melakukan program pemerintah yaitu berziarah ke beberapa tempat bersejarah," kata Husnul.

Beberapa tempat bersejarah yang dikunjungi oleh para jamaah seperti Masjid Quba, Jabal Uhud, dan Masjid Qiblatain.

Husnul mengatakan, tantangan yang dihadapi oleh para jamaah adalah kondisi cuaca yang cukup ekstrim di Kota Madinah.

Hal tersebut menyebabkan beberapa jamaah drop dan harus dirawat oleh tim medis.

"Suhu di sini cukup ekstrim, jadi ada beberapa jamaah yang kondisinya drop dan harus dirawat. Mereka mengalami flu, bahkan ada yang mimisan karena cuaca yang panas," terangnya.

JCH kloter I Embarkasi Makassar dijadwalkan akan bertolak ke Mekkah pada hari Kamis waktu setempat. "Insya Allah hari Kamis kami ke Mekkah u tuk tawaf," tutup Husnul. (*)

Berita Terkini