Panorama Alam Tanpa Batas Air Terjun Mata Buntu Luwu Timur

Penulis: Ivan Ismar
Editor: Mahyuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan wartawan TribunLutim.com, Ivan Ismar

TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Banyak cara dilakukan untuk mengusir rasa penat usai bekerja ataupun mengerjakan tugas di kampus, sekolah.

Tentunya, cara yang dilakukan setiap orang berbeda-beda.

Ada yang memilih shoping, ada pula yang memanfaatkan waktu libur, salah satunya pergi ke objek wisata.

Air terjun di Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan.

Namanya Air Terjun Mata Buntu.

Di lokasi air terjun dapat terlihat susunan batu berundak-undak mirip anak tangga yang dialiri air.

Pemandangan alam sekitar memaksa pengunjung untuk berlama-lama.

Kicauan burung dan suara serangga di alam bebas terus menemani langkah pengunjung selama berada di lokasi itu.

Dibutuhkan tenaga ekstra untuk mencapai lokasi air terjun, karena lokasinya berada di ketinggian sehingga harus dijangkau dengan berjalan kaki.

Untuk sampai di air terjun, pengunjung harus menapaki 210 anak tangga.

Lokasi air terjun bisa dijangkau melalui jalur darat.

Dari Malili, Ibukota Kabupaten Luwu Timur mengarah ke Kecamatan Wasuponda menggunakan mobil angkutan umum atau ojek.

Jika menggunakan mobil angkutan umum, pengunjung harus berhenti di Lapangan Wasuponda ditandai dengan monumen tugu Nenas.

Dari situ, pengunjung bisa menyewa ojek dengan biaya Rp 15 ribu untuk masuk ke lokasi air terjun Mata Buntu.

Adapun fasilitas yang bisa dinikmati di tempat wisata ini adalah, bangunan rest area dua unit, satu gasebo, toilet dan kolam renang.

Gasebo untuk keperluan pengunjung yang ingin beristirahat sambil menikmati pemandangan alam dengan percikan air terjun yang membentuk embun dan menghasilkan bias cahaya mirip pelangi.

Air terjun Mata Buntu menjadi objek wisata yang diminati warga Luwu Timur bahkan dari luar daerah sekalipun.

Acara camping dan aktifitas petualangan sering dilaksanakan di sini.

Air terjun Mata Buntu dibuka oleh warga setempat pada tahun 2003.

Tahun 2007 hingga sekarang, tempat wisata ini terus di kembangkan, jalan masuk ke lokasi sudah di aspal meskipun beberapa titik ada jalan yang berlubang tapi tidak sampai menghambat wisatawan untuk berkunjung.

Konon menurut cerita warga setempat, sumber air terjun berasal dari danau Matano di Kecamatan Nuha.(*)

Berita Terkini