Rani menangis dan merasa bingung, di satu sisi ia takut kehilangan cinta ibunya, di sisi lain ia juga merasa iba dengan kondisi Tamanna.
Nani dan Damini yang melihat momen ini seketika teringat dengan kenangan masa lalu.
Nani mulai menyadari jika ialah yang menabur benih-benih kebencian di hati Tapasya.
Damini berusaha menghibur Nani dan mengatakan jika apa yang ia berikan untuk Ichcha di masa lalu bukanlah barang-barang bekas (yang dalam bahasa India adalah Uttaran), melainkan sebuah bentuk rasa cinta.
Damini berkata bahwa ia memang orang miskin yang bekerja kepada keluarga Thakur (keluarga Tapasya).
Ada perbedaan besar diantara orang kaya dan orang miskin, tapi cinta ada di atas semua itu.
Tapasya boleh saja memberikan barang-barang bekas kepada Ichcha, tapi itu bukanlah Uttaran (sumbangan atau barang bekas) melainkan bentuk cinta di antara mereka.
Kali ini, Rani dan Tamanna juga melakukan hal sama, mereka berbagi ketulusan dengan tanpa syarat dan kecemburuan.
Nani menyadari jika anak-anak seperti Rani dan Tammana justru lebih dewasa dari pada mereka.
Ini berkat pengasuhan yang baik Meethi dan Damini.
Nani menyesal karena dulu ia justru membesarkan Tapasya menjadi gadis yang terluka dan merasa cemburu karena merasa apa yang ia miliki direbut oleh Ichcha.
Rani yang sempat membuat Tamanna terluka karena merasa ditolak oleh sahabatnya sendiri, kemudian mencari Tamanna dan meminta maaf.
Tamanna dan Rani pun saling berpelukan dalam balutan kasih sayang dan ketulusan.
Damini dan seluruh orang di rumah yang melihat adegan itu saling tersenyum dan bernapas lega.
Mereka semua berpelukan dalam kebahagiaan, bahkan Damini dan Nani yang selama ini berseteru juga saling berpelukan.
Di akhir episode ini, para penggemar setia Uttaran mulai memahami apa arti dari Uttaran yang sebetulnya.
Bahwa apa yang kita berikan kepada orang lain bukanlah uttaran (barang bekas atau sumbangan) melainkan pengalaman dan pengetahuan yang sangat berharga.