Napi Lapas Gunungsari Makassar Diajari Jadi Petani

Editor: Suryana Anas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiga narapidana binaan terpilih menggarap lahan yang akan menjadi pembudidaya tanaman cabai di kawasan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I A Makassar, Jl Sultan Alauddin0, Makassar, Rabu (18/5/2016). Lokasi ini akan menjadi Sekolah Lapang Good Agricultural Practices (SL GAP) dan tempat untuk pelatihan budidaya cabai kepada para napi yang juga dijadikan modal untuk para napi sebelum mereka dibebaskan. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR

TRIBUN-TIMUR.CO, MAKASSAR -Sebanyak 25 orang narapidana Lapas Gunungsari Makassar dilatih menjadi pembudidaya tanaman cabai di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IA Makassar, Jl Sultan Alauddin.

Hal tersebut ditandai dengan acara pembukaan Sekolah Lapang Good Agricultural Practices (SL GAP) di Lapas Kelas I A Makassar, Rabu (18/5/2016).

SL GAP merupakan program gagasan Bank Indonesia (BI) bekerja sama Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), dalam hal Ini BI Perwakilan Sulsel dan Kanwil Kemenkumham Sulsel.

Kepala Lapas Kelas I Makassar Marasidin Siregar mengatakan, 25 orang napi tersebut adalah orang yang terpilih dan dipercayai untuk menjadi pembudidaya cabai.

"Ke-25 orang tersebut adalah warga binaan yang terpilih untuk mengikuti program ini, selama tiga bulan mereka akan bercocoktanam di lahan sekitar Lapas," kata Marasidin.

Berita selengkapnya dapat dibaca pada edisi cetak Harian Tribun Timur, Kamis (19/5/2016) hari ini. (*)

Berita Terkini