TRIBUN-TIMUR.COM - Setelah tayang kurang lebih selama 10 tahun, acara talk show Trans 7 ‘Bukan Empat Mata’ dikabarkan bubar.
Berhembus isu jika pembubaran itu karena host acara Tukul Arwana meminta kenaikan honor hingga Rp 90 juta per episode.
Tukul dan acara Bukan Empat Mata memang tak bisa dipisahkan. Bukan Empat Mata adalah Tukul begitupun sebaliknya.
Selama 10 tahun Tukul berhasil membawa acara ini menjadi tontonan yang begitu digemari dan tentu saja ratingnya selalu tinggi.
Tak heran Tukul berhasil membawa acara ini memenangi Panasonic Award 2009 dan 2010 untuk kategori talkshow hiburan; serta di 2007, 2011, 2012, dan 2013 masuk nominasi di kategori yang sama pada gelaran Panasonic Award.
Namun di bali kecemerlangan Tukul diacara ini, terselip beberapa kali kontroversi yang menuai kecaman dan huatan.
Dari beberapa sumber dirangkum inilah tayangan ‘Bukan empat Mata’ yang awalnya bernama “Empat Mata’ yang dianggap kontroversial:
Teguran pertama diberikan karena acara ini karena menampilkan adegan Sumanto si pemakan manusia (2007).
Pada 2008 Empat Mata dilarang tayang oleh KPI karena menyuguhkan adegan makan katak hidup-hidup. Kemudian Trans7 mengakali vonis tersebut dengan mengubah nama program menjadi "Bukan Empat Mata" dan tetap menayangkannya.
Pada Desember 2009, Tukul kena batunya setelah mencolek dengan sengaja bagian pantat bintang tamu Bella Shapira. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pun menegurnya.
Setelah menjadi Bukan Empat Mata pun masih saja bergelimang dosa. Pada 2009, KPI memberikan teguran pertama karena tamu Tukul saat itu, Kangen Band, tidak sengaja menyebut nama alat kelamin karena latah saat menjatuhkan sesuatu.
Pada Juni 2010, Bukan Empat Mata kembali menerima teguran dari KPI karena bintang tamu Atika membaca Basmalah saat akan minum wine yang haram di agama Islam.
Selain itu acara ini mendapat sorotan karena menghina pria tua berusia 140 tahun asal Sukabumi yang terdeteksi petugas sensus penduduk 2010.
Pada Mei 2012, Bukan Empat Mata menerima sanksi dari KPI berupa pengurangan durasi yang menyebabkan program tersebut hanya boleh disiarkan selama satu jam setiap hari selama tiga hari berturut-turut, karena ada adegan tidak sopan saat menyanyikan lagu Indonesia Raya.