Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Obituari Jiwa yang Bersahaja

Ketika kabar tersiar begitu cepat tentang berpulangnya sahabat kita Dr Aswar Hasan, rasanya ada cahaya yang hilang.

Editor: Ansar
DPD
TAMSIL LINRUNG - Wakil DPD RI bidang Ekonomi dan Pembangunan, Tamsil Linrung. 

Di sana, Aswar bukan sekadar nama, melainkan simbol semangat yang membara.

Ia adalah alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), wadah yang telah menempa banyak intelektual Muslim di negeri ini, dan Aswar adalah salah satu permata terbaiknya. 

Dalam setiap diskusi, ia hadir dengan gagasan-gagasan yang tajam, namun disampaikan dengan santun dan adab yang mencerminkan akhlak mulia.

Jiwa aktivisnya terpancar dalam setiap langkahnya, dalam setiap kata yang ia ucapkan, dan dalam setiap tindakan yang ia lakukan.

Bersahaja, namun penuh wibawa. Itulah Aswar yang saya kenal.

Meski kita dapat menangkap emosi yang kuat dari balik setiap argumentasinya, sebagai pakar komunikasi Aswar mampu mengartikulasikan hal itu tetap on point.

Aswar adalah seorang komunikator ulung, tak hanya dalam ranah akademik sebagai dosen di Universitas Hasanuddin, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Ia mampu menyampaikan ide-ide besar dengan bahasa yang sederhana, namun mengena. 

Sebagai pakar ilmu komunikasi, ia memahami bahwa kata-kata bukan sekadar bunyi. Kata-kata adalah senjata yang mampu mengubah cara pandang dan membangkitkan kesadaran.

Maka dalam setiap tulisannya di berbagai media, Aswar menunjukkan bahwa pena seorang cendekiawan bisa menjadi pedang yang lebih tajam dari samurai.

Ia menulis dengan penuh keberanian, tak gentar mengartikulasikan kebenaran, sekalipun itu berarti harus berhadapan dengan arus yang berlawanan.

Masa muda Aswar digembleng dengan prinsip. Hal itu ia pegang teguh sejak di Pelajar Islam Indonesia (PII).

Aswar menjalani hidup dengan motto “tandang ke gelandang meski seorang.”

 Ia tak pernah kompromi dengan apa yang ia yakini sebagai kebenaran. Baginya, haq adalah haq, dan bathil adalah bathil.

Tak ada ruang untuk abu-abu dalam kamus perjuangannya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved