Aswar Hasan Wafat
Kenang Aswar Hasan, Rusdin Tompo: Orang yang Mendorong Saya Masuk KPID
Rusdin Tompo mengaku, dorongan itu muncul karena Aswar Hasan mengetahui kiprahnya dalam isu perlindungan anak
Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Ketua Persatuan Penulis Indonesia (Satupena) Sulsel, Rusdin Tompo, mengenang sosok Dr Aswar Hasan.
Aswar Hasan adalah Ustaz sekaligus Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unhas.
Ia dikenal sebagai kolega yang dikenal bijaksana dan bersahaja.
Dirinya berpulang ke rahmatullah pada pukul 20.21 WITA di RS Primaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu malam (13/8/2025).
Rusdin mengatakan jika dirinya selalu memberikan ucapan selamat ulang tahun setiap 17 Agsutus.
“Karena hari ulang tahunnya sama dengan ulang tahun istri saya," katanya saat kegiatan Dialog Forum Dosen : Mengenang Almarhum Dr Aswan Hasan di Kantor Redaksi tribun Timur, Kota Makassar, Selasa (19/8/2025).
Bahkan, kata dia, Aswar Hasan adalah pribadi yang berperan besar dalam perjalanan kariernya, khususnya saat masuk ke Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID).
"Menurut beliau, KPID butuh orang yang memiliki perspektif media dalam kaitan dengan perlindungan anak,” ujarnya.
Baca juga: Prof Muin Fahmal: Tulisan Aswar Hasan Selalu Saya Kliping

Rusdin mengaku, dorongan itu muncul karena Aswar Hasan mengetahui kiprahnya dalam isu perlindungan anak, setelah dua kali mengundangnya sebagai narasumber di kegiatan yang ia gelar.
“Beliau sangat paham saya punya konsentrasi di isu tersebut,” ungkapnya.
Peran Aswar Hasan juga besar dalam memperpanjang masa jabatan KPID periode 2007–2010 menjadi hingga 2011.
“Tidak banyak orang tahu kenapa ada tambahan setengah tahun. Itu karena keahlian lobi Pak Aswar, sekaligus bagian dari proses lahirnya Komisi Informasi Publik (KIP) di Sulsel,” kata dia.
Selain itu, Aswar Hasan juga dikenal sebagai sosok yang visioner.
Ia mendorong tradisi menulis di internal KPID dengan mengalokasikan anggaran khusus untuk penerbitan buku.
“Itu bukan hanya menyalurkan minat menulis, tapi juga mendokumentasikan sejarah penyiaran di Sulsel,” ungkap Rusdin.
Pada periode pertama kepemimpinan Aswar, KPID Sulsel bahkan meraih dua rekor MURI untuk kampanye sosialisasi flu burung.
Ia juga memprakarsai KPID Awards sebagai upaya mengubah paradigma publik bahwa KPID hanya berfungsi mengawasi dan memberi sanksi.
Rusdin menambahkan, meski tidak pernah secara formal menyebut dirinya sebagai kader, ia merasa banyak diberi ruang untuk belajar oleh Aswar Hasan.
“Beberapa kali nama saya disebut bersama beliau untuk memberi komentar, padahal saat itu saya masih komisioner biasa," jelasnya.
"Bahkan ketika anggaran kami hampir dipotong, saya ikut mendampingi beliau ke Komisi A DPRD. Beliau bilang, kalau anggaran dipotong, negara sama saja membayar kami hanya untuk menonton televisi dan radio,” tambah dia.
Bagi Rusdin Tompo, sosok Aswar Hasan bukan hanya pemimpin, tetapi juga pembimbing dan sahabat yang meninggalkan warisan pemikiran serta keteladanan.
Baca juga: Aswar Hasan di Mata Sahabat dan Keluarga, Sosok Ulet Menulis
Prof Muin, mengenang sosok Aswar Hasan sebagai pribadi yang penuh keteladanan, baik dalam pemikiran maupun dakwah.
“Ketika saya tahu Pak Aswar berpulang, saya hanya bisa berkata mudah-mudahan berlaku patah tumbuh hilang berganti," katanya.
Ia mengaku memiliki ikatan khusus dengan almarhum, bahkan sampai mengkliping setiap tulisan yang ditorehkan Aswar Hasan di media.
"Karena perasaan saya saat itu seperti kehilangan besar, sebab tidak banyak orang yang bisa menulis seperti beliau," ujarnya.
"Semua tulisannya saya kliping, dan kalau dibaca terasa sangat cair. Kita tidak bisa berhenti sebelum selesai,” tambah dia.
Prof Muin mengaku pertama kali mengenal Aswar bukan sebagai akademisi, melainkan sebagai mubalig.
Baginya, Aswar Hasan adalah salah satu mubalig kondang yang mampu menyentuh hati jamaah.
"Itu kesan awal saya sebelum kemudian mengenalnya sebagai akademisi,” tuturnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.