Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Paskibra

Farras Muyassar Paskibra Asal Takalar Sukses Kibarkan Merah Putih, Cita-cita Jadi Gubernur

Menjadi salah satu putra terbaik Takalar yang terpilih sebagai anggota Paskibra bukanlah hal yang datang begitu saja.

Editor: Saldy Irawan
ISTIMEWA
Farras Rihad Muyassar, pelajar Takalar yang bertugas sebagai Paskibra di Takalar 

TRIBUN-TIMUR.COM - Di balik barisan tegap Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Takalar, berdiri sosok remaja penuh semangat dan cita-cita besar, dia adalah Farras Rihad Muyassar. 

Lahir di Makassar pada 19 November 2008, siswa SMUN 3 Takalar ini tak hanya menorehkan prestasi dalam dunia sekolah, tetapi juga dalam tugas mulia membela kehormatan sang Merah Putih.

Menjadi salah satu putra terbaik Takalar yang terpilih sebagai anggota Paskibra bukanlah hal yang datang begitu saja.

Proses panjang, latihan keras, serta tantangan fisik dan mental menjadi bagian dari keseharian Farras dalam beberapa bulan terakhir.

“Awalnya berat, tapi lama-lama saya sadar, ini bukan cuma tentang baris-berbaris. Ini tentang belajar tanggung jawab, kerja sama, dan mencintai negeri,” ujar Farras, Selasa (19/8)

Sebagai remaja dengan hobi olahraga, Farras mengaku terbiasa dengan tantangan fisik. 

Namun, dunia paskibra memberinya pelajaran yang lebih dari sekadar kekuatan tubuh.

“Latihan di bawah terik matahari, tekanan disiplin yang tinggi, kadang sampai nangis. Tapi saya belajar jadi lebih kuat. Mental saya diuji, dan saya jadi tahu rasanya berjuang untuk sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri,” ungkapnya.

Peran sebagai Paskibra bukan hanya memberi pengalaman membanggakan saat mengibarkan bendera pada momen bersejarah, tapi juga membentuk karakter baru dalam diri Farras karakter yang tangguh, peduli, dan siap menghadapi masa depan.

Cita-cita jadi Gubernur

Di usianya yang baru menginjak 16 tahun, Farras sudah menanam mimpi besar, ia ingin menjadi Gubernur.

Bagi sebagian orang, mimpi itu terdengar muluk.

Tapi bagi Farras, ini adalah bentuk nyata dari cinta terhadap daerah dan negara.

“Saya ingin membangun daerah saya, membawa perubahan, dan menjadi pemimpin yang peduli. Karena jadi pemimpin itu bukan soal jabatan, tapi soal pelayanan,” katanya 

Langkah Farras di lapangan upacara mungkin tak terlihat besar tapi bagi kerabat hingga kelurganya di Takalar, ia adalah simbol harapan muda bisa lahir generasi emas. 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved