Prabowo Subianto
10 Bulan Prabowo Subianto Tanpa Ajudan, Wapres Gibran Sudah Bertugas
Presiden Prabowo Subianto tanpa ajudan selama 10 bulan memimpin Indonesia.
TRIBUN-TIMUR.COM- Presiden Prabowo Subianto tanpa Ajudan selama 10 bulan memimpin Indonesia.
Padahal, sejak Oktober 2024 lalu, tiga matra Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri sudah mengirimkan ajudan.
Hal itu terlihat ketika Prabowo tanpa ada ajudan berdiri di belakangnya saat menyampaikan pidato kenegaraan di gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Ada empat ajudan yang terpilih yakni Kolonel Inf Wahyo Yuniartoto (TNI AD), Letkol Laut (P) Romi Habe Putra (TNI AL), Kolonel Anton Palaguna (TNI AU), dan Kombes Ahrie Sonta Nasution (Polri).
Namun, hingga saat ini, ajudan ini belum bertugas.
Dasar hukum ajudan presiden tercantum dalam Peraturan Menteri Sekretaris Negara (Permensesneg) Nomor 12 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keajudanan Presiden/Wakil Presiden dan Istri/Suami Presiden/Wakil Presiden.
Baca juga: Sosok Kolonel Inf Devy Kristiono, Ajudan Gibran Rakabuming Raka Ditegur Panglima ABRI
Adapun ajudan presiden merupakan perwira TNI/Polri yang bertugas memberikan dukungan staf dan pelayanan administrasi sehari-hari kepada presiden serta istri/suaminya, baik selaku kepala negara, kepala pemerintahan, maupun urusan pribadi.
Kedudukan ajudan presiden berada di bawah presiden dan dikoordinasikan oleh Sekretaris Militer Presiden.
Ajudan terdiri dari perwira menengah berpangkat kolonel yang berasal dari TNI Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU), dan berpangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) yang berasal dari Polri.
Masa bakti ajudan presiden paling lama satu periode masa jabatan presiden.
Anggota TNI dan Polri yang diangkat menjadi ajudan tidak kehilangan statusnya sebagai anggota TNI dan Polri, serta gaji, fasilitas, dan pangkatnya dapat dinaikkan setingkat lebih tinggi dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan.
Ajudan presiden memiliki beberapa tugas, yaitu mendampingi presiden pada saat acara kenegaraan dan acara resmi, memastikan kesiapan administrasi yang akan digunakan oleh presiden, dan mengawasi dan memastikan tugas dan fungsi yang dikerjakan oleh asisten ajudan presiden.
Sementara itu, tiga ajudan dari wakil presiden Gibran Rakabuming Raka sudah bertugas.
Mereka adalah Kolonel Inf Devy Kristiono (TNI-AD), Kolonel Pnb Betya Lukman Madyana (TNI-AU), dan Kombes Pol Ruruh Wicaksono (Polri).
Profil Calon Ajudan Prabowo
Presiden Prabowo Subianto kini didampingi oleh empat ajudan baru yang berasal dari tiga matra TNI dan Polri.
Mereka adalah Kolonel Pnb Anton Pallaguna, Kolonel Inf Wahyo Yuniartoto, Letkol (P) Romi Habe Putra, dan Kombes Ahrie Sonta Nasution.
Keempatnya memiliki rekam jejak panjang dan prestasi di bidang masing-masing.

Kolonel Pnb Anton Pallaguna
Lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2000 ini berasal dari Korps Penerbang Tempur. Anton memulai karier sebagai penerbang pesawat F-16 di Skadron Udara 3, lalu beralih mengawaki Sukhoi 27/30 di Skadron Udara 11.
Ia terlibat dalam berbagai operasi udara, termasuk mencegat dan memaksa pesawat asing yang melanggar wilayah nasional untuk mendarat.
Prestasinya meliputi penghargaan Trisakti Viratama AAU (1998, 1999, 2000), lulusan terbaik Sekolah Penerbang TNI AU A-64 (2002), Best Satra Wiratama Sekkau Class 88 (2010), Liocik Sniper dari AU Rusia (2014), hingga "Well Done Award" dari KSAU karena menyelamatkan pesawat Su-30 MK2 yang mengalami ledakan mesin di udara.
Kolonel Inf Wahyo Yuniartoto
Perwira kelahiran 1979 ini lulus Akademi Militer tahun 2001 dan memulai dinas di Pussenif.
Pada 2003, ia bergabung dengan Kopassus dan memegang berbagai jabatan strategis, mulai dari Komandan Peleton di Batalyon 11 Grup 1 Kopassus hingga Perwira Seksi Intelijen Grup 1.
Wahyo juga pernah memimpin Batalyon 14 Grup 1 Kopassus, menjabat Dandim 0703/Cilacap (2018), Wadan Grup 2 Kopassus (2021), Asisten Operasi Kopassus (2023), hingga Komandan Grup 2 Kopassus (2024).
Letkol (P) Romi Habe Putra
Pria kelahiran 1981 ini lulus Akademi Angkatan Laut tahun 2002. Ia menempuh pendidikan Spesialisasi Perwira Pelaut (2009) dan International Maritime Officers Course di AS (2013).
Romi pernah bertugas di Belanda, Jerman, dan Prancis untuk factory training Korvet Sigma (2007), di Teluk Aden Somalia sebagai Liasion Officer CTF 151 (2011), serta di Inggris (2014).
Saat memimpin KRI Sura-802, ia mendapat penghargaan KKP karena paling banyak menangkap kapal ikan asing ilegal (2016).
Romi juga pernah memimpin KRI Wiratno-379 (2020) dan KRI Sultan Hasanuddin-366 (2024).
Kombes Ahrie Sonta Nasution
Lahir di Bandung tahun 1981, Ahrie merupakan lulusan Akademi Kepolisian 2002. Ia dikenal publik saat menjadi Sekretaris Pribadi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Di bidang reserse, ia berhasil mengungkap berbagai kasus besar, termasuk peredaran 100 kilogram narkotika dalam dua bulan (2018), membongkar sindikat narkotika Taiwan dengan barang bukti 1,6 ton di Bintan, serta ikut menangkap buronan Djoko Tjandra di Malaysia.
Ahrie juga pernah tergabung dalam Satgassus Nemangkawi untuk menangani KKB di Papua.
Dengan pengalaman tempur, intelijen, maritim, dan penegakan hukum, keempat ajudan ini menjadi tim pendamping utama Presiden Prabowo dalam menjalankan tugas kenegaraan.(*)
Prabowo Subianto
Ajudan
Tentara Nasional Indonesia
Polri
Wahyo Yuniartoto
Romi Habe Putra
Anton Palaguna
Ahrie Sonta Nasution
Rumah Sakit Asing Masuk Indonesia Dinilai Terlalu Terburu-buru |
![]() |
---|
Sosok Dua Bintara Kawal Presiden Prabowo Bukan Ajudan Pangkat Kombes atau Kolonel |
![]() |
---|
Prabowo Sedih, Keluarga Naila dan 16 KK Dapat Rumah Baru dari Kemensos |
![]() |
---|
Sosok Anak Miskin Makassar Naila, Prabowo Rela Habiskan Sisa Umur Bantu Buat 100 Sekolah Rakyat |
![]() |
---|
Prabowo Utus Airlangga ke AS, Indonesia Bakal Tambah Volume Impor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.