Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Akmil 1999

Profil Edwin Apria Pecah Bintang Dangrup 2 Kopassus, Akmil 1999

Edwin Apria Candra promosi Komandan Grup 2 Kopassus, alumnus Akmil 1999 itu pecah bintang

Editor: Ari Maryadi
TNI AD
PECAH BINTANG - Brigadir Jenderal Edwin Apria Candra pecah bintang usai promosi jadi Komandan Grup 2 Kopassus. 

TRIBUN-TIMUR.COM -- Karier militer Brigadir Jenderal Edwin Apria Candra terus menanjak.

Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1999 itu dipercaya memimpin Grup 2 Kopassus, pasukan elite TNI AD.

Promosi ini dikukuhkan dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Lanud Suparlan, Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Bandung, Minggu (10/8/2025).

Agenda ini sekaligus menjadi momen validasi organisasi Kopassus.

Sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1033/VIII/2025 yang ditandatangani Jenderal Agus Subiyanto pada 6 Agustus 2025.

Dulunya Komandan Grup 2 Kopassus dipimpin kolonel, atau tiga melati.

Kini Komandan Grup Kopassus dipimpin brigadir jenderal alias bintang satu.

Dengan demikian Edwin Apria Candra akan mendapat kenaikan pangkat bintang atu.

Bukan wajah baru di tubuh Kopassus, Edwin telah menghabiskan banyak penugasan bersama satuan elite Sat 81 Gultor.

Baca juga: 6 Kolonel Pecah Bintang Setelah Kopassus Naik Level Dipimpin Letnan Jenderal, 2 Letting AHY

Ia pernah menjabat Asisten Teritorial Kopassus, Komandan Kodim 0735/Surakarta pada 2017, dan Komandan Kodim 1701/Jayapura pada 2020.

Pria kelahiran Semarang 10 April 1977 ini juga terakhir bertugas sebagai Koorsmin Kasum TNI sebelum promosi.

Berbekal gelar S-1 dan S-2 Manajemen, berbagai pelatihan militer, serta pengalaman penugasan luar negeri, Edwin mengantongi portofolio matang untuk memimpin pasukan elite.

Selama kariernya, ia telah menerima sejumlah tanda jasa atas pengabdian dan prestasinya di medan tugas.

Riwayat Jabatan

Alumni Akmil 1999

Dandim 0735/Surakarta tahun 2017

Waarsen Danjen Kopassus 2017

Oamen Denma Mabesad(Sesko TN) 2022

Dandim 1701/Jayapura tahun 2020

Aster Kopassus 2021

Paban utama h-1/ps Intersstart Dit H Bais TNI 2023

Koorsmin Kasum TNI 2024

Dangrup 2 Kopassus 2025

Kopassus Jadi 6 Grup

Komando Pasukan Khusus (Kopassus), pasukan elit milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) telah mencatat sejarah panjang sejak dibentuk pada tahun 1952.

Kopassus dikenal dengan julukan Pasukan Baret Merah karena identitas khas mereka yang mengenakan baret merah.

Baret merah menjadi simbol keberanian dan semangat juang, serta identitas utama Kopassus.  

Baret merah pada Kopassus juga melambangkan semangat laksana api yang membara, mencerminkan keterampilan prajurit komando. 

Selain itu, Kopassus juga dijuluki Hantu Rimba karena kemampuan bertahan dan gerak cepatnya di medan hutan.

Kopassus memiliki tugas pada ranah Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Tugas OMP Kopassus antara lain direct action atau serangan langsung, untuk menghancurkan instalasi vital dan logistik musuh, Combat SAR, Anti Teror, hingga Advance Combat Intelligence (Operasi Intelijen Khusus).

Sementara pada OMSP, Kopassus juga bertugas pada Humanitarian Assistance (bantuan kemanusiaan), AIRSO (Operasi Anti Insurjensi, Separatisme dan Pemberontakan), perbantuan terhadap Kepolisian Republik Indonesia (sesuai permintaan perbantuan), SAR Khusus serta Pengamanan VVIP.

Pada bulan Juli 1950, Timbul pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya RMS Republik Maluku Selatan (RMS).

Pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengerahkan pasukan untuk menumpas gerakan separatis tersebut.

Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III Kolonel A.E. Kawilarang, sedangkan sebagai komandan operasinya ditunjuk Letkol Slamet Riyadi.

Letkol Slamet Riyadi yang memimpin operasi ini memang berhasil menumpas gerakan pemberontakan, namun ada banyak korban dari pihak TNI.

Setelah dikaji, ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan relatif lebih kecil mampu menggagalkan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.

Hal ini ternyata bukan hanya disebabkan semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, namun juga taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.

Peristiwa ini yang mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang berat.

Setelah gugurnya Letkol Slamet Riyadi, pada salah satu pertempuran di sekitar kota Ambon, gagasan ini selanjutnya dilanjutkan oleh Kolonel A.E. Kawilarang.

Pada 16 April 1952, melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52 terbentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang merupakan cikal bakal Kopassus.

Tanggal 16 April 1952 tersebut sekaligus menjadi hari lahirnya Kopassus (yang saat itu bernama Kesatuan Komando Teritorium III).

Sebagai Komandan pertama, dipercayakan kepada Mayor Moch. Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Speciale Troopen dan pernah bertempur dalam perang dunia II.

Perubahan Nama Kopassus

Dalam perjalanan selanjutnya satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama di antaranya Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada tahun 1953.

Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1952, selanjutnya pada tahun 1955 berubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).

Pada tahun 1966, satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNIA-AD (Puspassus TNI-AD).

Berikutnya, pada tahun 1971, nama satuan ini berganti menjadi Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha).

Pada tahun 1985 satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sampai dengan sekarang.

Resmi Jadi 6 Grup

Pada 2025, Kopassus dimekarkan menjadi enam grup, yang sebelumnya hanya tiga.

Perubahan signifikan ini diresmikan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 84 Tahun 2025 yang diteken Presiden Prabowo Subianto. 

Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik para pejabat baru Kopassus dalam sebuah upacara kehormatan militer di Pusdiklatpassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Minggu (10/8/2025). 

Pucuk pimpinan Kopassus juga mengalami perubahan besar.

Jabatan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus naik menjadi Panglima Kopassus.

Panglima Kopassus kini dijabat oleh perwira tinggi (pati) bintang tiga.

Sedangkan Komandan Grup akan diemban oleh pati bintang satu.

Validasi organisasi ini juga diiringi dengan penempatan markas-markas baru yang strategis. 

Dengan adanya Grup 4, 5, dan 6, Kopassus kini memiliki kehadiran di enam pulau besar di Indonesia.

Hal ini sebuah langkah strategis untuk menghadapi dinamika keamanan, termasuk di Papua, tempat Grup 6 ditempatkan.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved