Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Artefak Batu di Calio Soppeng Menyimpan Misteri, Bagaimana Manusia Purba Bisa Sampai ke Sulawesi?

Sebelum penemuan penting Situs Calio, jejak keberadaan manusia purba (hominins) tertua di Sulawesi berasal dari Situs Talepu.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM / SANOVRA
SITUS CALIO - Prof Adam Brumm (jongkok) menjelaskan tentang artefak batu ke Bupati Soppeng Suwardi Haseng (baju kuning) saat mengunjungi Situs Calio di Kelurahan Ujung, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Sulsel, Kamis (7/8/2025). Penemuan artefak Situs Calio menjadi langkah awal ilmuwan menemukan jejak manusia purba tertua di Sulawesi. 

"Ini menjadi penting sebab sejauh ini belum ada bukti temuan batu atau fosil (manusia purba) ditemukan di Kalimantan di atas usia 50 ribu tahun yang lalu," imbuhnya.

Para ilmuwan harus terus meneliti dengan dukungan semua pihak, agar misteri pemilik artefak batu Situs Calio dapat terungkap.

"Paling penting adalah kita menemukan sebanyak mungkin batu yang akan mengantar kita menemukan jejak manusia purba," ucapnya.

Bupati Soppeng Suwardi Haseng riang dengan penemuan benda bersejarah di wilayah dipimpinnya.

Ia mengikuti sesi konfrensi pers penemuan artefak, hingga memantau langsung titik penggalian di Situs Calio.

Suwardi mengatakan pemkab mendukung sepenuhnya upaya para ilmuwan menemukan jejak manusia purba di Bumi Latemmamala, julukan Soppeng.

Termasuk perlindungan kawasan Situs Calio

Awalnya, Suwardi tak mengetahui jika ladang jagung lokasi penggalian situs merupakan aset pemkab. 

Ia baru mengetahui saat berkunjung ke situs.

"Lebih bagus lagi karena ini ternyata sudah jadi aset kita. Kami jadi bisa leluasa memberi perhatian dan melindungi sitis ini," ucap dia.

Suwardi bahkan berkelakar siap meluncurkan alat berat untuk membantu ilmuwan menggali.

"Tidak bisa pak, nanti artefaknya malah rusak," kata Budianto Hakim, disambut tawa orang-orang di sekitar situs.

Budianto hanya meminta, sebagian area penggalian Situs Calio diberi pelindung dan papan bicara agar tetap aman.

Sebab situs berada persis di tengah ladang jagung yang dikelola warga setempat.

"Sebab setelah dipublikasikan begini pasti nanti akan ramai, orang-orang yang penasaran akan datang melihat," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved