Jawaban Bahlil dan Nusron Wahid Soal Isu Penggulingan Ketum Golkar, Istana Disebut Restui
Sosok Nusron Wahid dikaitkan sebagai tokoh sentral direstui Istana menggantikan Bahlil Lahadalia.
TRIBUN-TIMUR.COM - Isu Musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) Golkar dan penggulingan takhta Bahlil Lahadalia jadi sorotan.
Sosok Nusron Wahid dikaitkan sebagai tokoh sentral direstui Istana menggantikan Bahlil Lahadalia.
Bahlil kini Ketua Umum partai Golkar.
Nusron Ketua Bidang Keagamaan dan Kerohanian Partai Golkar.
Politisi Golkar, Nusron Wahid membantah dapat restu Istana gantikan Bahlil Lahadlia dari posisi Ketum Golkar.
Bahlil Lahadalia pun menepis isu keretakan Golkar.
Kepada media, Bahlil Lahadalia membantah adanya gerakan politik menggulingkan dirinya dari jabatan Ketum Golkar.
Beredar isu adanya Munaslub Partai Golkar mencuat ke publik.
Spekulasi nama Nusron Wahid ikut terlibat dalam komunikasi dengan Istana untuk menggulingkan kepemimpinan Partai Golkar saat ini.
Tapi kabar ini langsung dibantah secara kompak Bahlil Lahadalia dan Nusron Wahid.
Bantahan itu usai menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Kalimantan Selatan, Minggu (3/8/2025).
Keduanya menampik isu keretakan yang terjadi di tubuh partai berlambang pohon beringin, sekaligus membantah isu adanya munaslub.
Bahlil menyatakan kabar tersebut tidak berdasar dan tidak punya sumber yang jelas.
“Inilah. Masa mau dipercaya berita yang enggak ada sumbernya, piye toh (gimana sih),” kata Bahlil.
Pada kesempatan serupa, Nusron juga menegaskan tidak tahu menahu soal isu munaslub dikaitkan dirinya.
Ia juga menegaskan tidak pernah ada pembicaraan di lingkungan Istana maupun di lingkup Partai Golkar.
“Pertama saya tidak tahu menahu tentang isu tersebut," kata Nusron.
"Yang kedua, sampai hari ini tidak pernah ada pembicaraan di lingkungan Istana kepada saya ataupun kepada pihak-pihak lain di lingkungan Partai Golkar membicarakan tentang Munaslub,” jelas Nusron.
Kata Nusron, fokus utama pembahasan melibatkan dirinya dan kelompok kerja di Golkar adalah persoalan strategis terkait kepentingan rakyat.
Juga program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Pembahasan bukan konflik internal partai.
“Topik kita hari ini adalah topik tentang pengentasan kemiskinan," kata dia.
"Topik tentang bagaimana kita mewujudkan swasembada pangan, topik kita tentang swasembada energi, topik tentang hilirisasi, topik tentang bagaimana menyukseskan perumahan 3 juta untuk rakyat miskin," kata dia.
"Tidak ada topik-topik seperti yang saudara sebutkan tadi. Jelas,” kata Nusron.
Sebelumnya beredar kabar mengenai Munaslub Partai Golkar akan digelar dalam waktu dekat.
Dalam sebuah pemberitaan di media arus utama, disebutkan Istana sudah merestui pergantian Bahlil Lahadalia dari kursi Ketua Umum Partai Golkar.
Informasi tak memiliki sumber jelas itu bahkan menyebut restu disampaikan gamblang kepada Nusron Wahid.
Dalam pemberitaan itu, Nusron Wahid selaku Ketua DPP Partai Golkar dan Menteri ATR/Kepala BPN, dipanggil menghadap Hambalang dan Munaslub mengganti Bahlil dari kursi ketum Golkar dieksekusi tahun ini.
Bahlil sendiri resmi terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) XI pada 20-21 Agustus 2024.
Saat itu ia terpilih secara aklamasi menggantikan Airlangga Hartarto yang mundur dari posisi ketua umum.
Masa kepemimpinan Bahlil segera memasuki satu tahun
Bahlil menegaskan partai berlambang beringin tegak lurus mendukung pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
Bahlil juga telah menegaskan Golkar bakal mendukung Prabowo hingga Pilpres 2029.
Sekilas Partai Golkar
Partai Golongan Karya atau secara umum disingkat dengan Partai Golkar adalah sebuah partai politik di Indonesia.
Didirikan sebagai Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) pada tahun 1964.
Berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam pemilihan umum nasional pada 1971 sebagai Golkar (Golongan Karya).
Partai Golongan Karya tidak resmi menjadi partai politik hingga tahun 1999, ketika Golkar diperlukan untuk menjadi sebuah partai untuk mengikuti pemilihan.
Partai Golkar berkuasa dari tahun 1971 hingga 1999, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto dan B.J. Habibie.
Kemudian bergabung dengan koalisi berkuasa di bawah presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Ketika Presiden Joko Widodo dari PDI-P terpilih pada tahun 2014, Golkar awalnya bergabung dengan koalisi oposisi.
Oposisi dipimpin oleh mantan jenderal Presiden Prabowo Subianto.
Pada akhirnya kembali mengalihkan dukungannya kepada Pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo pada 2016.
Dalam perkembangannya, khususnya pasca Orde Baru, Partai Golkar berhasil bertransformasi menjadi partai modern.
Mengadopsi nilai-nilai demokrasi.
Pimpinan-pimpinan Partai Golkar berhasil menakhodai Golkar sebagai partai politik berpaham sentrisme.
Golkar erangkul semua golongan dengan mengedepankan semangat moderat. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bahlil dan Nusron Wahid Kompak Bantah Isu Munaslub Golkar
Puteri Komarudin Gagal Gantikan Dito, Prabowo Kurangi Jatah Menteri Golkar Kabinet Merah Putih |
![]() |
---|
Sosok 2 Bersaudara Gantian Pimpin Daerah Penduduk 143 Ribu Jiwa di Sulsel, Kakak 2 Kali Jabat Bupati |
![]() |
---|
Profil Moreno Politisi Gerindra Potensi Menpora, Kursi Menteri 'Jatah' Golkar |
![]() |
---|
Delapan Hari Sudah Menpora Kosong, Terlama Sejak Orde Baru |
![]() |
---|
Daftar Anggota DPRD Sulsel Terlama Andi Ugi-Anzar Bate 7 Periode, Cicu-RP Masuki Periode Keempat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.