Pedagang Pasar Karisa Jeneponto Histeris Lapaknya Digusur Satpol
Ia sempat berdialog dengan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jeneponto, Manrancai Sally.
Penulis: Muh. Agung Putra Pratama | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, JENEPONTO - Isak tangis mewarnai penertiban rarusan lapak di Pasar Karisa, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (31/7/2025).
Seorang pedagang wanita tampak histeris mengetahui lapaknya akan digusur petugas gabungan.
Ia sempat berdialog dengan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jeneponto, Manrancai Sally.
"Prabowo tolong rakyatmu, ditindas, ini tidak adil," teriak pedagang tersebut sambil memukul barang dagangannya yang telah dikemas dalam karung.
Ia menolak dipindahkan bila masih ada pedagang lain yang belum ditertibkan.
"Yang jadi persoalan kalau kami disuruh masuk, sementara yang di sana (pedagang lain) tidak ditertibkan. Harus dikasi masuk semua tanpa terkecuali," uucapnya
"Kalau tidak dikasi masuk semua, berarti pemerintah tidak adil, pilih kasih," lanjutnya sembari ditenangkan Kadis Perindag.
Meski sebagian pedagang menolak dengan alasan keadilan, sebagian lainnya memilih menunggu waktu tepat untuk pindah secara mandiri.
Seperti Hj Sia, seorang pedagang jagung dan kacang tanah yang masih terlihat beraktivitas di pinggiran pasar.
Ia sedang menyiapkan lapak baru di area pasar darurat.
“Saya belum bongkar karena takut basah, sementara saya bangun lapak baru di dalam pasar darurat,” ujar Hj Sia dibawah hujan gerimis.
Ia menegaskan tak ingin melawan kebijakan pemerintah.
Dirinya mengakj telah menempati area tersebut sejak tahun 2020, setelah kebakaran besar melanda Pasar Karisa.
“Saya sudah lima tahun di sini, setelah pasar terbakar (tahun 2020). Saya langsung ditempatkan di sini sama pemerintah,” jelasnya.
“Saya tidak sempat berjualan di dalam lalu kemudian keluar, tidak pernah. Dari awal memang di sini,” ujarnya menegaskan.
Sebelumnya diberitakan, ratusan lapak yang menempati trotoar di kawasan Pasar Karisa, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), ditertibkan, Kamis (31/7/2025) pagi.
Pembongkaran dilakukan oleh tim gabungan dari Satpol PP, TNI-Polri, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jeneponto.
Pantauan Tribun-Timur.com, lapak yang ditertibkan sebagian besar menjual bahan pokok seperti sayuran, buah-buahan, hingga beras.
Para pedagang diminta memindahkan dagangan mereka ke dalam area pasar darurat yang disiapkan pemerintah daerah pasca kebakaran pada 2020 silam.
Kepala Disperindag Jeneponto, Manrancai Sally, menyebut penertiban dilakukan setelah menerbitkan surat pemberitahuan kepada para pedagang melalui kepala pasar.
“Satu bulan sebelumnya kami sudah mengedukasi para pedagang, dan tiga hari yang lalu kami juga sudah memberi pemberitahuan,” ujarnya.
Penertiban ini bagian dari penataan ulang pasar agar aktivitas jual beli kembali tertib.
Serta tidak mengganggu fasilitas umum seperti trotoar dan badan jalan.
“Dan hari ini kami apel gabungan dalam hal penataan pedagang sayur dan lainnya untuk masuk ke dalam (lokasi pasar darurat),” jelasnya.
Ia menambahkan, jumlah lapak yang ditertibkan mencapai sekitar 250 unit.
Petugas juga menyiapkan alat berat seperti loader guna membantu proses pembongkaran jika dibutuhkan.
“Alhamdulillah keadaan sampai saat ini masih kondusif. Kami tetap menyiapkan loader, tapi mudah-mudahan alat berat ini tidak terpakai,” ujar Manrancai.
Menurut dia, ada beberapa pedagang yang belum membongkar lapaknya karena masih menunggu angkutan.
Namun mereka telah menyatakan kesediaan untuk membongkar secara mandiri.
“Tidak dibongkar karena masih menunggu angkutan barangnya, tapi berjanji akan membongkar sendiri,” tambahnya.
Sementara itu, bangunan tambal ban yang berdiri di sisi jalan pasar milik warga bernama Dg Tanang tampak tidak dibongkar.
Dg Tanang mengaku sudah mengantongi izin dari Bupati Jeneponto, Paris Yasir, saat masih menjabat sebagai Wakil Bupati.
“Saya sudah izin dari Pak Bupati (Paris Yasir) dan sempat datang ke Rujab,” kata Dg Tanang.
Ia juga menjelaskan, dirinya sudah berada di lokasi jauh sebelum Pasar Karisa terbakar.
“Kata Pak Bupati, nda usah (dibongkar), karena cuma tambal ban kan, nda mungkin mobil mau masuk di badan Pasar,” ujarnya.
Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com, Muh Agung Putra Pratama
10 Tahun Berlalu, Natsir Ali Belum Lunasi Proyek Rp1 Miliar di Jeneponto |
![]() |
---|
Kebakaran 6 Rumah di Batang Jeneponto, 30 Ekor Kambing Terpanggang, Kerugian Rp1,1 Miliar |
![]() |
---|
Gaji Anggota DPRD Jeneponto Tak Naik Sejak 2017, Masih Ikut Perbup Lama |
![]() |
---|
Bupati Jeneponto Serahkan 46 Sertipikat UMKM ke Warga Lebangmanai |
![]() |
---|
Calon PPPK Paruh Waktu Membludak Urus SKCK di Polres Jeneponto |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.