Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dari Sampah Jadi Rupiah! Inovasi Mahasiswa Unhas Ubah Daun Kering Jadi Bahan Bakar Alternatif

Limbah daun dan ranting kering yang biasanya dibuang atau dibakar, ternyata bisa disulap jadi briket bahan bakar ramah lingkungan!

Editor: Sanovra Jr
Dok
KKN UNHAS - Sejumlah mahasiswa KKN Tematik Universitas Hasanuddin (Unhas) berfoto bersama dengan peserta seminar "Pembuatan Briket dari Daun Kering dan Ranting Kering" di Kantor Desa Bulusibatang, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Kamis (18/72025). Kegiatan ini digelar sebagai bagian dari program KKN Tematik "Teknologi Tepat Guna" Unhas. 

TRIBUN TIMUR.COM, JENEPONTO – Limbah daun dan ranting kering yang biasanya dibuang atau dibakar, ternyata bisa disulap jadi briket bahan bakar ramah lingkungan!

Inilah yang dibuktikan Sri Amalia, mahasiswa KKN Tematik Universitas Hasanuddin (Unhas), lewat seminar "Pembuatan Briket dari Daun Kering dan Ranting Kering" di Kantor Desa Bulusibatang, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Kamis (18/72025).

Kegiatan ini digelar sebagai bagian dari program KKN Tematik "Teknologi Tepat Guna" Unhas.

Turut hadir Kepala Dusun Bontomattiro, Pandi mewakili Kepala Desa Bulusibatang, perangkat desa, warga, serta mahasiswa KKN Unhas dan KKN-PPM UGM.

Limbah Jadi Berkah

Sri Amalia mengungkapkan, ide pembuatan briket muncul karena melihat banyaknya limbah organik di Desa Bulusibatang yang belum dimanfaatkan. 

"Daun dan ranting kering sering dibakar atau dibuang begitu saja. Padahal, bisa diolah jadi briket yang bernilai ekonomis," ujarnya.

Harapannya, setelah pelatihan ini, warga bisa mandiri mengolah limbah jadi briket sebagai alternatif pengganti LPG atau kayu bakar.

Praktik Langsung, Warga Semangat!

Kegiatan diawali dengan sosialisasi manfaat briket sebagai energi alternatif.

Warga lalu diajak praktik langsung mulai dari pembakaran daun kering, pencampuran abu dengan perekat tepung tapioka, hingga pencetakan menggunakan pipa paralon.

"Kita sengaja pakai bahan yang mudah didapat di sini. Tidak perlu alat khusus, biar warga bisa tiru dengan mudah," jelas Sri.

Antusiasme warga pun tinggi. "Baru tahu daun kering bisa jadi briket! Ini bisa jadi peluang usaha," kata Anca, salah satu warga.

Dukungan Penuh Pemerintah Desa

Pandi, sangat mengapresiasi program ini. "Ini bukan cuma pelatihan, tapi juga membuka peluang usaha baru bagi warga," ujarnya.

Ia berharap, pembuatan briket bisa terus berlanjut bahkan setelah KKN selesai. "Limbah organik di sini melimpah. Kalau dikelola dengan baik, bisa jadi sumber penghasilan tambahan," tambahnya.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab seru, di mana warga aktif memberi masukan. Dengan semangat gotong royong, Desa Bulusibatang berpotensi jadi pelopor briket ramah lingkungan di Jeneponto.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved