Headline Tribun Timur
Rekor Beras Sulsel, Termahal Sepanjang Sejarah
Pemprov Sulsel memastikan beras dalam program stabilisasi pasokan harga pangan (SPHP) mulai didistribusikan.
“Kalau mau kita selesaikan masalah beras, kita harus genjot Bulog untuk segera menyalurkan yang mereka tampung,” katanya.
Pedagang di Pasar Tradisional Modern Larompong, Harmawan, mengaku kenaikan harga beras sudah berlangsung sekitar sepekan terakhir. Dampaknya, daya beli masyarakat ikut menurun.
“Sudah satu minggu mi naik. Jumlah kilo yang dibeli pembeli juga berkurang. Biasa beli 5 kilo, sekarang cuma 2 kilo mami,” katanya.
Kepala Cabang Bulog Palopo, Hadir Alamsyah, mengatakan pihaknya menyalurkan bantuan beras berdasarkan permintaan daerah, termasuk dalam program gerakan pangan murah.
“Bulog menyalurkan berdasarkan permintaan. Sudah ada permintaan dari Luwu, Insya Allah, besok mulai penyaluran ke pasar,” ujarnya.
Sebanyak 2 ton beras akan disalurkan ke setiap pasar di wilayah tersebut, tergantung permintaan.
“Biasanya habis dalam dua pekan,” katanya.
Faktor utama kenaikan harga beras adalah naiknya harga gabah di tingkat petani.
Bulog Palopo juga akan menyalurkan bantuan pangan periode Juni-Juli untuk meringankan beban masyarakat.
“Bantuan diberikan sekaligus dua bulan, sebagai bentuk dukungan bagi masyarakat yang terdampak secara ekonomi,” ujarnya.
Sulsel Surplus
Produksi pertanian Sulsel menunjukkan tren positif. Awal Juni 2025, produksi padi tembus jutaan ton.
“Capaian produksi kita sekarang itu padi 2,5 juta ton, dalam bentuk gabah kering giling,” kata Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel, Abdul Gaffar, Minggu (15/6) lalu.
Adapun produksi beras di Sulsel mencapai angka 1,4 juta ton awal 2025. Dari jumlah tersebut, Sulsel masih dalam keadaan surplus beras.
“Surplusnya sekarang itu 932 ribu ton beras,” ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.