Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harga Beras di Bone Sulsel Meroket, Plt Kadis Perdagangan: Serapan Bulog Terlalu Tinggi

Perum Bulog mengeluarkan data posisi cadangan beras nasional berada dalam kondisi sangat baik, yakni lebih dari 4,2 juta ton pada Juli 2025. 

Penulis: Wahdaniar | Editor: Alfian
Dokumen Pribadi/Andi Zainal Wahyudi
HARGA BERAS - Plt Kepala Dinas (Kadis) Andi Zainal Wahyudi. Andi Zainal akui penyebab naiknya harga beras di Bone karena pasokan di pabrik penggilingan berkurang.  

Ibu rumah tangga asal Kecamatan Tanete Riattang Nisa (29) mengaku imbas kenaikan harga beras, dirinya harus mengurangi konsumsi harian. 

"Saya kurangi porsi makan. Biasa itu anak-anakku protes i bilang kenapa tidak boleh tambah banyak nasi, saya hanya tersenyum,"akuinya.

Dirinya pun berharap ada solusi dari permasalahan ini. 

Hal yang sama juga diungkapkan ibu rumah tangga asal Kecamatan Tanete Riattang Timur, Melda (30) juga mengurangi porsi makannya. 

"Iye, ku kurangi. Karena mahal beras," akuinya. 

Untuk mengatasi hal tersebut, Melda mengaku mulai menerapkan konsumsi umbi-umbian ke keluarga nya. 

"Kadang sebelum makan itu, saya kasi dulu keluarga ku ubi rebus biar kenyang i," bebernya. 

Melda pun berharap pemerintah  Kabupaten Bone maupun pemerintah pusat bisa lebih memperhatikan masalah tersebut. 

"Semoga ada solusi. Setidaknya diturunkan harganya itu saja," tandasnya. 

Kondisi tersebut pun mulai dikeluhkan pedagang dan masyarakat yang semakin kesulitan memenuhi kebutuhan pokok harian.

Salah seorang pedagang beras eceran di Kelurahan Majang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Darmawati saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Rabu (23/7/2025) mengaku  sulit mendapat pasokan beras  beberapa pekan terakhir.

Beberapa agen bahkan distributor utama tak mampu memenuhi permintaan.

"Untuk harga beras itu bermacam-macam mulai dari Rp13 ribu per liter itupun beras yang belum ditapis. Kalau untuk beras yang sudah ditapis itu harganya Rp15-17 ribu per liter. Dan untuk kualitas yang bagusnya itu sudah tidak ada dijual (langka)," akuinya. 

"Kalau untuk harga itu mengalami kenaikan. Karena sebelumnya harga beras Rp10 ribu perliter itupun kualitas bagusmi. Sekarang yang belum ditapis saja harganya Rp13 ribu," sambungnya. 

Darma mengaku kelangkaan terjadi karena beberapa wilayah penghasil belum memasuki masa panen.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved