Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pedagang Eceran di Bone Sulsel Kesulitan Dapatkan Beras

Padahal, Perum Bulog mengeluarkan data posisi cadangan beras nasional berada dalam kondisi sangat baik, yakni lebih dari 4,2 juta ton pada Juli 2025. 

Penulis: Wahdaniar | Editor: Alfian
Tribun-timur.com/samsul bahri
HARGA BERAS - Ilustrasi pedagang beras di pasar. Pedagang beras eceran di Bone, Sulsel, keluhkan stok beras. 

TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Harga beras di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan terus melonjak tajam dan mulai langka di pasaran. 

Padahal, Perum Bulog mengeluarkan data posisi cadangan beras nasional berada dalam kondisi sangat baik, yakni lebih dari 4,2 juta ton pada Juli 2025. 

Kondisi ini dikeluhkan pedagang dan masyarakat yang semakin kesulitan memenuhi kebutuhan pokok harian.

Darmawati pedagang beras eceran di Kelurahan Majang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Rabu (23/7/2025) mengaku sulit mendapat pasokan beras beberapa pekan terakhir.

Beberapa agen bahkan distributor utama tak mampu memenuhi permintaan.

"Untuk harga beras itu bermacam-macam mulai dari Rp13 ribu per liter itupun beras yang belum ditapis. Kalau untuk beras yang sudah ditapis itu harganya Rp15-17 ribu per liter. Dan untuk kualitas yang bagusnya itu sudah tidak ada dijual (langka)," akuinya. 

"Kalau untuk harga itu mengalami kenaikan. Karena sebelumnya harga beras Rp10 ribu perliter itupun kualitas bagusmi. Sekarang yang belum ditapis saja harganya Rp13 ribu," sambungnya. 

Baca juga: Stok Bulog Melimpah, Tapi Pedagang Makassar Sulit Dapat Beras

Menurutnya kelangkaan terjadi karena wilayah belum memasuki masa panen.

"Dan ini beras langka sekali, sulit sekali didapat. Tidak kayak tahun lalu. Biar di distributor dan agen sussah tong i didapat. Rebutanpi padahal permintaan banyak,"bebernya.

"Mungkin itumi juga penyebabnya kenapa bisa mahalki beras. Karena langka. Dan kita tidak punya pilihan selain dinaikkan," sambungnya.

Darma menyebut masyarakat Kabupaten Bone beberapa bulan terakhir lebih memilih membeli beras literan. 

"Sangat jarangmi beli beras perkarung karena mahal toh, harga perkarungnya itu setengah juta Rp500 ribu itupun berapa kilo ji di dapat. Nh semakin banyak pengeluaran," bebernya. 

Darma berharap pemerintah pusat bisa mengatensi perihal masalah tersebut. 
 
Masyarakat Menjerit

Menanggapi hal tersebut, salah seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Majang, Kecamatan Tanete Riattang, Nurdiana (27) mengaku menjerit imbas beras naik. 

"Sessaka kasian, mahal sekali beras. Baru setiap memasak itu saya masak nasi 3 liter karena kan banyakka juga sekeluarga," akuinya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved