Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

HAN 2025, 214 Anak di Makassar jadi Korban Kekerasan

Dari jumlah tersebut 56 persen atau 214 diantaranya merupakan kekerasan terhadap anak. 

Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
dok pribadi/Plt Kepala UPTD P3A Makassar, Musmualin
Plt Kepala UPTD P3A Makassar, Musmualin 

Bunda PAUD Kota Makassar merayakan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 tahun 2025. Ragam kegiatan dilakukan mulai dari lomba mewarnai, penampilan seni anak, hingga aksi sosial berupa sunat massal gratis.

Mengusung semangat "Anak Terlindungi, Indonesia Maju", kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Pemerintah Kota Makassar dalam menegaskan komitmennya terhadap pemenuhan hak dan perlindungan anak sejak usia dini.

Bunda PAUD Kota Makassar, Melinda Aks, menyampaikan peringatan Hari Anak Nasional menjadi pengingat untuk menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan menyenangkan bagi anak-anak.

"Anak-anak kita adalah cerminan masa depan bangsa. Apa yang kita tanam hari ini akan menentukan wajah Indonesia di masa depan," ujarnya. 

"Maka menjadi tanggung jawab kita semua pemerintah, orang tua, pendidik, hingga komunitas untuk memastikan mereka tumbuh dengan cinta, gizi yang cukup, dan ruang berekspresi yang positif," lanjut Melinda.

Menurut Melinda, pendidikan anak usia dini harus menjadi gerakan bersama yang konsisten dan berkelanjutan. 

Momentum HAN 2025 di Kota Makassar menjadi pengingat kuat bahwa perlindungan anak bukanlah sekadar wacana, tetapi aksi nyata yang harus terus diupayakan. 

Pemerintah Kota Makassar bersama seluruh pemangku kepentingan berkomitmen untuk terus memperluas layanan ramah anak, meningkatkan kualitas PAUD, dan menciptakan kota yang aman dan membahagiakan bagi setiap anak.

Sementara itu, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menegaskan pentingnya keterlibatan semua elemen masyarakat dalam membentuk karakter dan masa depan anak-anak Indonesia. 

"Anak-anak adalah masa depan Indonesia, dan tugas kita bukan hanya mendidik mereka, tetapi juga mengantarkan mereka menjadi generasi emas yang hebat di tahun 2045," tegas Munafri.

Menurutnya, salah satu tantangan terbesar saat ini adalah pengaruh negatif teknologi dan gadget yang tak terkendali di kalangan anak-anak, khususnya di usia pendidikan dasar. 

Ia mengingatkan bahwa meskipun teknologi membawa manfaat, penggunaan tanpa pendampingan bisa merusak perkembangan mental, moral, dan sosial anak-anak.

"Kita harus mulai berani membatasi penggunaan gadget di jenjang pendidikan dasar. Tidak semua informasi baik untuk mereka. Peran orang tua dan guru sangat penting dalam mengarahkan dan memfilter konten yang dikonsumsi anak-anak," ujarnya.

Munafri juga menekankan pentingnya kedekatan emosional antara orang tua dan anak. 

Di tengah kesibukan modern, perhatian orang tua sering kali teralihkan dari kebutuhan psikologis anak-anak, padahal kedekatan itulah yang menjadi fondasi kuat bagi pembentukan karakter anak.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved