Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

7 Fakta Baru Kematian Diplomat Muda di Kamar Kos Diungkap Kompolnas

Ia menegaskan, investigasi dilakukan secara ilmiah dan berbasis data, bukan asumsi.

Editor: Ansar
Kompas.com
KOMPOLNAS - Rekaman CCTV di TKP tewasnya diplomat Kemlu sebelum kobran ditemukan tewas pada Selasa (7/7/2025) pukul 07.40 WIB. (DOK. Istimewa) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ungkap fakta baru kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39).

Kompolnas membeberkan sejumlah temuan pentin.

ADP ditemukan meninggal di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2025) dini hari.

Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam menjelaskan, pihaknya pendalaman terhadap proses penyelidikan.

Termasuk meninjau langsung lokasi kejadian bersama penyidik Polda Metro Jaya.

Ia menegaskan, investigasi dilakukan secara ilmiah dan berbasis data, bukan asumsi.

Berikut adalah fakta-fakta terbaru kasus kematian diplomat Kemlu, ADP, temuan dari Kompolnas di TKP.

1. Kamar Terkunci dari Dalam, Plafon dan Jendela Utuh

Temuan paling mendasar yang menjadi titik awal analisis adalah kondisi fisik kamar korban.

Kompolnas mengonfirmasi bahwa pintu kamar terkunci dari dalam menggunakan slot, bukan kunci biasa.

“Kami sudah cek langsung. Slot pintu manual itu hanya bisa dikunci dari dalam," kata dia.

"Bahkan penjaga kos diminta memperagakan ulang bagaimana saat ia mendobrak masuk setelah dipanggil oleh keluarga korban,” jelas Anam.

Selain pintu, akses lain seperti jendela dan plafon juga diperiksa.

Hasilnya, plafon dalam keadaan utuh dan tidak terdapat tanda-tanda rusak atau dijebol.

Sementara jendela tidak menunjukkan bekas dibuka paksa.

“Plafonnya utuh, tidak ada celah untuk orang masuk," kata dia.

"Ini penting, karena membantah dugaan bahwa ada orang lain masuk lewat atap atau ventilasi,” tegasnya.

2. CCTV Aktif, Tidak Ada Rekaman yang Hilang

Seluruh titik kamera pengawas di area indekos, baik yang mengarah ke pintu masuk, lorong, maupun tangga, diperiksa langsung oleh Kompolnas.

Semua kamera dalam keadaan aktif, rekaman utuh, dan telah dikaji oleh penyidik.

“Kami pastikan CCTV tidak mati dan tidak ada footage yang hilang. Penyidik juga sudah menelusuri semua pergerakan korban selama beberapa hari terakhir,” kata Anam.

Rekaman tersebut menjadi bahan utama untuk merekonstruksi aktivitas ADP dari pagi hingga malam sebelum kejadian.

3. Jejak Aktivitas Korban Terpantau Jelas

Menurut Kompolnas, penyidik sudah menyusun rekonstruksi aktivitas korban mulai dari keluar-masuk kos, lokasi yang didatangi, hingga waktu kembali ke kamar.

Seluruh rangkaian aktivitas diperkuat dengan foto, video, dan informasi lokasi.

“Data ini sangat penting untuk melihat apakah ada interaksi mencurigakan," kata dia.

"Sampai saat ini, belum ada indikasi kekerasan atau keberadaan pihak ketiga,” ujarnya. 

4. Kantong Plastik Hitam Sudah Diperiksa

Kantong plastik berwarna hitam sempat dibawa korban menjadi salah satu fokus publik.

Anam memastikan bahwa isi kantong plastik tersebut telah diperiksa oleh penyidik, meski belum bisa disampaikan ke publik karena masuk dalam materi penyidikan.

5. Situasi Kos Tenang Saat Kejadian

Keterangan dari sejumlah penghuni kos yang masih terjaga hingga pukul 01.00 WIB pada malam kejadian menyebut tidak terdengar suara teriakan, gaduh, atau benda pecah.

Suasana saat itu dinilai senyap, bahkan ketika hujan rintik mulai turun.

“Informasi ini penting untuk menilai apakah ada kemungkinan keributan sebelum korban ditemukan. Tapi sejauh ini suasana malam itu sangat tenang,” jelas Anam.

6. Korban Dikenal Tertutup dan Tidak Pernah Bawa Tamu

ADP dikenal sebagai sosok tertutup oleh sesama penghuni indekos.

Ia tinggal di kamar paling depan dan tidak pernah terlihat membawa tamu, kecuali istrinya yang sesekali berkunjung.

7. Hasil Otopsi Belum Disampaikan

Hingga kini, hasil otopsi dari rumah sakit masih belum keluar dan belum diumumkan kepada publik maupun keluarga.

Kompolnas meminta semua pihak untuk bersabar dan tidak menyebarkan spekulasi yang belum berdasar.

Dalam kesempatan itu, Anam menegaskan pentingnya semua pihak, baik media, publik, maupun komunitas profesional, untuk menghindari spekulasi liar dan menghormati keluarga korban yang sedang berduka.

“Kompolnas menghargai respons masyarakat yang ingin tahu. Tapi kami imbau agar semua pihak menganalisis berdasarkan data, bukan opini. Hormati keluarga korban dan beri ruang bagi penyidik menyelesaikan tugasnya dengan profesional,” ujarnya.

Kompolnas memastikan akan terus mengawal penyelidikan secara aktif, termasuk mendorong agar penyidik bekerja dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

(Reporter: Lidia Pratama Febrian, Baharudin Al Farisi | Editor: Tim Redaksi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved