Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rumah Moderasi Jadi Ruang Belajar, Kemenag Sulsel Latih Eks Napiter Jadi Pelopor Toleransi

Menurutnya, radikalisme tidak diajarkan di sekolah, tetapi muncul dari kelompok-kelompok yang menyusup ke dunia pendidikan

Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
KEMENAG - Short Course Moderasi Beragama bagi mantan narapidana tindak pidana terorisme (napiter) dan tokoh masyarakat. Kegiatan ini berlangsung di Rumah Moderasi, Jalan Pierre Tendean, Tallo, Makassar, Selasa (22/7/2025).  

TRIBUN-TIMUR.COM – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan menggelar kegiatan Short Course Moderasi Beragama bagi mantan narapidana tindak pidana terorisme (napiter) dan tokoh masyarakat.

Kegiatan ini berlangsung di Rumah Moderasi, Jalan Pierre Tendean, Tallo, Makassar, Selasa (22/7/2025). 

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 40 peserta dan mengusung tema “Penguatan Peran Tokoh Masyarakat dan Eks Napiter sebagai Agen Moderasi Beragama dan Perdamaian.”

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Prof H Irfan Idris, MA, mengapresiasi sinergi seluruh pihak, termasuk Polri, dalam menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia.

"Teman-teman Polri sangat membanggakan. Mereka telah sukses menjadikan negeri ini sebagai bangsa yang toleran dan rukun," ujar Irfan.

Ia juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap nilai ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan kebangsaan.

Menurutnya, radikalisme tidak diajarkan di sekolah, tetapi muncul dari kelompok-kelompok yang menyusup ke dunia pendidikan dengan menyasar generasi muda.

Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, H Ali Yafid, menyebut kegiatan ini sebagai momen penting yang telah lama direncanakan.

"Ini kegiatan pertama yang mempertemukan kami langsung dengan eks napiter. Sejak saya dilantik, kami telah berkoordinasi dengan BNPT untuk menghadirkan program yang bisa memberi manfaat nyata kepada para mantan narapidana terorisme," jelasnya.

Ali Yafid menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebagai forum edukasi, tetapi juga sebagai ajang silaturahmi dan pembinaan melalui pendekatan keagamaan yang moderat.

Koordinator Kerukunan Umat Beragama Kemenag Sulsel, Malingkai Ilyas, menjelaskan bahwa Short Course ini merupakan bagian dari program prioritas nasional Kementerian Agama RI dalam membangun harmoni sosial, mencegah ekstremisme, dan memperkuat nilai kebangsaan.

Ia mengatakan, program ini dirancang untuk membekali peserta dengan kemampuan berpikir kritis, kepemimpinan sosial, serta pemahaman utuh mengenai moderasi beragama dan wawasan kebangsaan.

"Tujuannya adalah membentuk para peserta sebagai agen perubahan yang mampu menularkan semangat perdamaian dan toleransi di lingkungannya masing-masing," jelasnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini Kasatgaswil Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Agung Nivrianto Masloman, SIK, MH, serta sejumlah tokoh masyarakat dan perwakilan instansi terkait lainnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved