Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sosok Ini Disebut Layak Tersangka Tewasnya 2 Warga 1 Polisi di Nikahan Maula Akbar Putri Karlina

Pakar menyebut, Dedi Mulyadi hingga Maula Akbar dan istrinya Putri Karlina bukanlah orang yang bakal ajdi tersangka dalam kasus ini. 

Kolase Tribun
Maula Akbar dan Putri Karlina saat sesi ijab kabul di di Gedung Pendopo Garut pada Rabu (16/7/2025). 3 orang tewas dalam pesta pernikahan anak Dedi Mulyadi dan Irjen Karyoto ini. 

TRIBUN-TIMUR. COM - Polisi mengusut tewasnya warga di nikahan anak Dedi Mulyadi Maula Akbar dan Putri Karlina Wakil Bupati Garut. 

Polisi Polda Jabar belum menetapkan tersangka atas insiden tewasnya warga perkara makan gratis di Gedung Pendopo Garut, Rabu (16/7/2025).

Polda Jabar bahkan telah olah TKP kembali sebelum menetapkan tersangka dalam kasus ini. 

Pakar menyebut, Dedi Mulyadi hingga Maula Akbar dan istrinya Putri Karlina bukanlah orang yang bakal ajdi tersangka dalam kasus ini. 

Pakar hukum Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof Nandang Sambas menyebut Event Organizer atau EO lah yang berpotensi jadi tersangka.

Prof Nandang Sambas menyebut, jika dilihat dari kejadian awal, EO yang harus bertanggung jawab karena yang punya hajat sudah menyerahkan semuanya kepada EO.

"Tetapi ini perlu diteliti lebih lanjut sampai sejauh mana EO itu sudah melakukan upaya-upaya. Kalau sudah melakukan upaya yang sudah antisipatif mungkin itu kelalaian di luar keinginan karena siapa yang mau hajat tetapi malah jadi masalah," ujarnya saat dihubungi, Jumat (18/7/2025) dikutip dari Tribunnnews.com.

Tetapi jika ternyata EO tersebut tidak melakukan upaya preventif, kata Nandang, maka dugaan kelalaian akan muncul. 

Sedangkan, jika dilihat dari aspek kesengajaan, menurut dia, dinilai agak sulit karena tak mungkin ada orang hajat yang ingin berdampak pada korban jiwa.

"Mungkin perlu dilihat sampai sejauh mana bahwa EO itu sudah mempersiapkan hal seperti itu. Kalau itu karena banyaknya pengunjung yang berdesakan, nampaknya EO itu yang paling bertanggungjawab kalau menurut saya," kata Nandang.

Dia mengatakan, seharusnya EO sudah melakukan antisipasi terkait kejadian seperti itu mengingat acara yang digelar merupakan acaranya anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang pasti dihadiri oleh banyak orang.

"Lalu ketika ada kejadian itu, penanganannya harus dipikirkan seperti apa, karena KDM ini jadi buah bibir bukan hanya di Jawa Barat, tapi sudah nasional, bahkan mungkin mancanegara," ucapnya.

Menurutnya, ketika menyelenggarakan suatu event yang besar di orang ternama, maka EO itu seharusnya bersiap-siap melakukan antisipasinya, mulai menyiapkan mobil ambulans, posko kesehatan, termasuk melakukan langkah mitigasi.

"Nah nanti dilihat lagi, apakah mitigasi untuk menangani keadaan darurat sudah dilakukan atau belum. Kalau belum kemungkinan (kelalaian). Tapi kalau kesengajaan agak sukar menggalinya untuk terjadinya hal seperti itu, tapi kalau kelalaian mungkin saja," kata Nandang.

Jika memang ada kelalaian, kata dia, maka EO yang menyelenggarakan acara tersebut bisa dijerat dengan Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan kematian. 

"Untuk jerat hukumnya kalau KUHP itu ada pada Pasal 359 karena kelalaian menyebabkan matinya orang lain. Biasanya memang EO yang paling bertanggungjawab karena sudah memperoleh pendelegasian dari yang punya hajat," ucapnya.

Event Organizer

Event Organizer (EO) yang menyelenggarakan rangkaian acara pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi dinilai berpotensi menjadi tersangka.

Acara rangkaian pernikahan tersebut menyebabkan tiga orang meninggal dunia saat berdesakan  mengikuti gelaran makan gratis.

EO adalah penyelenggara acara, orang atau perusahaan yang bertugas merancang, mempersiapkan dan menjalankan sebuah event agar sukses dan sesuai harapan klien.

EO biasa menangani berbagai jenis acara mulai dari yang formal, acara pribadi, acara publik hingga acara korporat. 

EO layaknya seperti sutradara di balik layar, tidak terlihat tapi menentukan suksesnya pertunjukan.

Adik Bripka Cecep Kritik EO

Bripka Cecep Saeful Bahri jadi korban tewas dalam pesta rakyat pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina, Jumat (18/7/2025).

Meninggalnya Bripka Cecep tentu membuat duka mendalam bagi keluarga.

Adik Bripka Cecep, Adi Herdiansyah yang tengah berduka atas kepergian kakaknya itu mengkritik pihak EO pernikahan.

Adi mengaku ia tidak menyalahkan penyelenggara hajat yakni keluarga Dedi Mulyadi dan Wabup Garut.

Namun yang disesalkan Adi adalah persiapan dari event organizer alias EO yang menurutnya kurang matang.

"Sprint untuk pesta rakyat. Kita dan keluarga tidak menyalahkan adanya pesta rakyat. Cuma di sisi lain, biar ke depannya tidak terjadi ada korban, di EO harus benar-benar ada persiapan. Jadi plan A, plan B, sampai C sampai Z itu harus ada," pungkas Adi.

Dengan nada bicara tegas, Adi mengakui keluarganya sudah ikhlas menerima takdir bahwa Bripka Cecep meninggal.

Keluarga menganggap wafatnya Bripka Cecep adalah karena musibah.

"Yang diharapkan kami, biar tidak ada korban selanjutnya, korban sudah menerima, ini bukan suatu disengaja, ini adalah ujian buat keluarga kami," imbuh Adi.

Namun kata Adi, ia berharap agar pihak EO ke depannya bisa belajar dari kesalahan.

Yakni bisa matang memikirkan konsep acara yang dihadiri ribuan orang.

"Keluarga kami tidak mempermasalahkan yang punya hajat atau pesta rakyat, cuma harus disiapkan dari segi EO. Karena masyarakat tuh diatur, mau berapa banyaknya masyarakat, kalau diaturnya sebaik mungkin, tidak akan ada korban gini," ucap Adi.

Kendati gusar dengan pihak EO, Adi tampak bersyukur dengan respon cepat dari pembuat hajat atas insiden tewasnya Bripka Cecep.

Diceritakan Adi, keluarga Dedi Mulyadi sampai Wabup Garut sudah mendatangi kediaman korban.

"Yang punya acara wakil Bupati Garut, ke rumah duka dan suaminya langsung ke rumah duka. Dari bapak Dedi Mulyadi ke rumah langsung. Terus dari bapak ibu Putri, bapak Karyoto udah ke rumah, alhamdulillah," pungkas Adi.

Kian bersyukur, Adi lega dengan janji dari Dedi Mulyadi kepada tiga anak yang ditinggalkan Bripka Cecep.

"Bapak Gubernur Pak Dedi Mulyadi bilang mau, ketiga anak kakak saya Cecep Saipul Bahri, mau jadi anak angkat (Dedi), jadi pendidikannya mau ditanggung sampai perguruan tinggi," akui Adi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved