Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Yuliani Paris Sebut Defisit APBN Bisa Ditekan Lewat Lifting Minyak Bumi

Andi Yuliani menjelaskan selama produksi dalam negeri belum mencukupi, Indonesia terpaksa menutup selisih kebutuhan minyak lewat impor

Editor: Ari Maryadi
DPR RI
LIFTING MINYAK - Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PAN Andi Yuliani Paris. Legislator PAN itu menilai defisit APBN 2025 bisa ditekan lewat peningkatan lifting minyak bumi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA — Anggota Komisi XI DPR RI Andi Yuliani Paris menilai defisit APBN 2025 bisa ditekan lewat peningkatan lifting minyak bumi.

Legislator Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu memperkirakan defisit (APBN 2025 akan tembus Rp662 triliun atau setara 2,78 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Oleh karena itu ia mendorong pemerintah meningkatkan produksi minyak nasional atau lifting minyak bumi menjadi 1 juta barel per hari.

Saat ini produksi minyak bumi masih berkutat di kisaran 580.000 barel per hari.

"Kalau misalnya harga minyak lebih dari USD8,2 per barel, itu lebih dari itu wah, ini akan mempengaruhi juga, perlebar defisit," kata Andi Yuliani Paris kepada wartawan Rabu (16/7/2025).

Menurutnya, peningkatan ini bisa menjadi langkah strategis untuk menekan laju defisit anggaran negara.

“Jika lifting minyak naik, penerimaan negara otomatis ikut naik, baik dari pajak maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Ini juga bisa kurangi ketergantungan kita terhadap impor minyak,” tegas Andi Yuliani. 

Andi Yuliani menjelaskan selama produksi dalam negeri belum mencukupi, Indonesia terpaksa menutup selisih kebutuhan minyak yang mencapai 1,6 juta barel per hari dengan impor.

“Kalau harga minyak terus naik, sementara kita masih impor 400.000 barel per hari, ini jelas beban besar buat anggaran negara,” ujar politisi dari Fraksi PAN itu.

Andi Yuliani juga menekankan, peningkatan lifting minyak tidak perlu dilakukan secara drastis, namun cukup dilakukan bertahap dan terencana. 

Dengan begitu, tambahan penerimaan negara bisa digunakan untuk menekan defisit, tanpa harus bergantung pada pinjaman luar negeri atau menambah beban subsidi energi.

“Target jangka menengah kita bisa sampai 1 juta barel per hari. Selama ini lifting baru sekitar 500.000–600.000 barel. Kalau bisa kita kurangi impor, defisit otomatis bisa ditekan,” tambahnya.

Andi Yuliani juga berharap pemerintah segera merumuskan kebijakan dan investasi strategis di sektor hulu migas agar produksi minyak nasional bisa kembali meningkat.

Langkah ini dinilai penting untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus menjaga kesehatan fiskal negara.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved