Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Teropong

Bandel

Sikap pembangkangan boleh saja karena memang sudah terbentuk dari ‘asalnya’.

Editor: Sudirman
Ist
TEROPONG - Abdul Gafar Pendidik di Departemen Ilmu Komunikasi Unhas Makassar 

Oleh: Abdul Gafar

Pendidik di Departemen Ilmu Komunikasi Unhas Makassar

TRIBUN-TIMUR.COM - Salah satu penyebab masalah atau kerusakan karena adanya sikap bandel.

Orang, kelompok bahkan negara dapat melakukan kebandelan.

Bandel dapat diartikan sebagai keras kepala, susah diatur atau melawan. Hal ini sering dikaitkan dengan sikap pembangkangan atau defiasi.

Sikap pembangkangan boleh saja karena memang sudah terbentuk dari ‘asalnya’.

Ataukah karena desakan dari luar dirinya akibat tekanan yang menerpanya. 

Potensi ini berkembang cepat jika ia menyatu menjadi kebrutalan yang sadis dan bengis.

Situasi dunia yang amburadul terus menerpa tingkat kerasionalan kita. Kondisi ini terlihat begitu vulgar dan nyata di kawasan Timur Tengah. 

Konflik antara Zionis Israel berhadapan dengan bangsa Palestina telah menelan korban.

Korban jiwa dan yang terluka terbanyak diderita oleh Palestina seperti yang diberitakan. Kehancuran yang sangat fatal berada di pihak Palestina.

Tampaknya tidak ada upaya dunia untuk menghentikan kekejaman zionis Israel terhadap bangsa Palestina.

Bahkan Amerika Serikat sebagi pembela utama Israel turut memerangi Palestina melalui bantuan senjata.

Penderitaan rakyat di Gaza tidak habis dalam serangan brutal Israel. Korban terus berjatuhan. Perlakuan Israel sudah dikecam, namun serangannya tidak pernah berhenti.

Bantuan kemanusiaan pun dicegat oleh pasukan Israel. Rumah sakit tidak luput dari serangan mematikan.

Penderitaan rakyat Palestina yang berada di wilayah Gaza semakin memilukan. Munculnya kelompok pejuang lainnya semisal Hamas dan Houthi turut meramaikan peperangan di wilayah Timur Tengah.

Ketangguhan kelompok Hamas dan Houthi cukup mengacaukan Israel. Belum lagi ketika terjadi perang antara Israel berhadapan dengan Iran.

Suasana menjadi semakin semarak. Peralatan tempur dijadikan uji coba dalam peperangan ini.

Kecanggihan teknologi perang dipertontonkan. Upaya gencatan senjata dilanggar dengan kebandelan. Kekacauan Timur Tengah tidak lepas dari campur tangan Amerika Serikat.

Tampil seolah-olah penengah, padahal justeru sebagai aktor utama.

Kekisruhan di luar sana tampaknya sama saja di negeri kita. Banyak kasus yang tidak terselesaikan dengan baik.

Muncul dalam pembahasan yang cukup lama, namun akhirnya hilang dalam sekejab. Mulai terlupakan oleh kemunculan kasus-kasus baru.

Ketika ramai laut dipatok di mana-mana, sibuklah aparat beramai-ramai. Bahkan pelibatan TNI membongkar pagar laut.

Siapa sponsor utama pemagaran laut hingga berkilo-kilo meter tidak terungkapkan.

Kerja sia-sia pembongkaran, namun pelaku utamanya justeru raib ditelan ombak laut yang terpagari.

Kasus-kasus besar seperti yang terjadi di Pertamina bisa mencapai Rp.1 kuadriliun, kasus PT Timah sekitar Rp.300 triliun. Belum lagi kasus lainnya yang terjadi di BLBI.

Berlomba-loba diadakan korupsi oleh pengelolanya. Kasus ini belum juga ada kejelasan akhirnya.

Untuk kasus milyaran juga tidak sedikit yang melibatkan aparat negara. Hakim, jaksa, hingga kepolisian juga menjadi isian lembaran sejarah kelam di tanah air kita.

Kalangan petinggi negara baik di kementerian maupun tingkat provinsi banyak juga yang bandel.

Kasus yang hingga saat ini belum juga tuntas adalah menyangkut dugaan ijazah palsu Jokowi. Para pengacaranya ngotot membela keaslian ijazah Jokowi sangat militan.

Begitu pula para pendukungnya bersikukuh membela. Sementara Roy Suryo dkk penggugat keaslian ijazah Jokowi, konon akan dijebloskan ke penjara karena dinilai melakukan penistaan dan pencemaran nama baik.

Siapa yang bandel? Kasus-kasus di atas menjadi diskusi ahad subuh di masjid dekat rumah.

Ada ustads Sanusi, Prof. Latif Toleng, Dr.Ir.Hamzah Sanusi, MSc, Ir. Hamid Hoddi, MS, Drs. Idrus, MA, dan imam Jamaluddin Jamil, SPd,MM. Ramai diskusinya!

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved