5 Bulan Tanpa Tersangka, Kematian Perempuan Tanpa Busana di Jeneponto Sulsel Masih Misterius
Janda yang tinggal seorang diri itu ditemukan tewas di dalam rumahnya dengan kondisi tangan terikat dan setengah bugil, Selasa (4/2/2025).
Penulis: Muh. Agung Putra Pratama | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, JENEPONTO - Misteri kematian Basse Dg Intang (55) warga Dusun Sapiri, Desa Sapanang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) belum terungkap.
Janda yang tinggal seorang diri itu ditemukan tewas di dalam rumahnya dengan kondisi tangan terikat dan setengah bugil, Selasa (4/2/2025).
Keluarga korban menduga jika Basse menjadi korban rudapaksa dan pembunuhan.
Namun hingga kini, pihak kepolisian belum menetapkan tersangka dalam kasus ini.
Salah satu kerabat korban, Rahman, mengkritik lambannya proses pengungkapan kasus tersebut oleh aparat kepolisian.
"Masyarakat resah karena pelaku belum ditangkap, lambannya kepolisian dalam mengungkap kasus ini membuat kami takut jika akan ada korban lain," kata Rahman di Kafe Primer, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Senin (14/7/2025).
Ia bahkan mengkhawatirkan reaksi emosional dari pihak keluarga korban jika kasus ini terus berlarut-larut tanpa kepastian.
"Takutnya kalau terlalu lama pihak keluarga bisa bertindak sendiri, karena ada orang yang dipanggil (sebagai saksi) tapi tidak hadir, bisa saja keluarga curiga dan menganggap dia pelaku. Ini bisa memicu aksi balas dendam dan terus berlanjut," ucapnya.
Terakhir kali, korban menampakkan diri dua hari sebelum ditemukan tewas.
Baca juga: Warga Geger Penemuan Mayat Pria Membusuk di Belopa Utara Luwu
Rahman menyebut, ada sosok yang sejak awal menghilang dari kampung tak lama setelah penemuan mayat korban.
Beberapa warga bahkan melihat terduga pelaku berada di jalanan sepi pada Senin (3/2/2025) dini hari atau tepat di hari aksi bejat itu dilakukan.
"Dia sempat terlihat tengah malam jam 2 di batas kota, lalu subuhnya datang ke rumah temannya minta kopi, itu yang bikin temannya juga heran," ujarnya.
Pihak keluarga berharap, uji DNA yang dilakukan oleh kepolisian bisa memberikan titik terang.
Bila hasil tes DNA dari Jakarta menunjukkan kecocokan dengan barang bukti atau saksi, maka mereka berharap pelaku segera ditetapkan.
Di sisi lain, Kasat Reskrim Polres Jeneponto AKP Syahrul Rajabia membenarkan belum ada tersangka dalam kasus tersebut.
"Jadi sampai saat ini belum ada yang kami tetapkan sebagai tersangka, pertama belum adanya saksi-saksi serta barang bukti untuk menetukan siapa pelaku" jelas Syahrul via telepon.
Ia menjelaskan, sebagian besar saksi tidak melihat langsung kejadian maupun tanda-tanda yang bisa mengarah kepada pelaku.
"Ya banyak yang diperiksa tapi tidak ada yang melihat, rata-rata saksi yang mengetahui Almarhumah ini meninggal pada saat kejadian, tidak ada sekali yang melihat atau petunjuk-petunjuk yang mengarahkan ada laki-laki naik ke rumah korban" sebutnya.
"Yang ada hanya saksi yang terakhir bersama waktu hari Minggu (melihat korban terakhir kali)" lanjut Akp Syahrul.
Meski begitu, penyidik sudah mengantongi nama seseorang yang akan diperiksa.
Namun yang bersangkutan belum juga hadir meski telah dipanggil.
"Iya ada satu orang ini yang mau diambil keterangannya tapi sampai saat ini belum hadir" bebernya.
Upaya jemput paksa terhadap satu orang saksi yang mangkir akan menjadi pertimbangan.
Namun terkait hasil uji DNA yang ada pada korban, Syahrul enggan berbicara jauh.
"Kalau terkait dengan SOP (jemput paksa) memang ada yang seperti itu. Kami tidak bisa smpaikan (hasil DNA) karena itu bagian dari penyidikan" pungkasnya.
Kesaksian Daeng Kebe melihat jasad Basse
Korban ditemukan dalam kondisi setengah telanjang dengan bantal guling menutup wajah.
"Sarung naik ke atas sampai leher dengan baju, alat vital tidak tertutup apa-apa, tangan terikat tali," kata Dg Kebe di lokasi, (4/2/2025)
Jendela belakang rumah korban yang diketahui kerap terkunci rapat ditemukan terbuka saat kejadian.
"Pintu sama jendelanya itu biasanya pakai pengancing, pengikat tiga, tapi tadi sudah tidak ditemukan pengikat, pengunci," ucapnya.
Dg Kebe menjelaskan, korban terakhir kali terlihat pada Minggu (2/2/2025) sore.
Korban bahkan sempat berkunjung ke sawahnya untuk beraktivitas.
"Hari Minggu sempat menggiling padi dan jual berasnya 10 liter," ucapnya.
Dua hari berikutnya, korban tak kunjung menampakkan diri.
Dg Kebe sempat mengira Basse sedang berkunjung ke rumah anaknya di Kecamatan Bangkala, Jeneponto.
Kejanggalan mulai dirasakan Dg Kebe saat lampu rumah korban yang tak kunjung padam.
"Biasanya dia matikan lampunya kalau pergi," ungkapnya.
Dari kecurigaan itu, Dg Kebe memanggil tetangga lainnya untuk mengecek situasi.
Kepanikan pun muncul saat tercium bau menyengat dari arah rumah korban.
"Jadi saya dorong pintu utama tapi ternyata dikunci dari dalam, saya buka jendela kaca samping belakang, buka gordennya, saya lihat kakinya, ternyata sudah meninggal, posisinya terlentang," jelasnya.
Dg Kebe lantas histeris dan memanggil warga untuk mendobrak pintu utama rumah korban.
"Saya panggil semua laki-laki untuk membuka," tuturnya.(*)
Sosok 2 Bersaudara Gantian Pimpin Daerah Penduduk 143 Ribu Jiwa di Sulsel, Kakak 2 Kali Jabat Bupati |
![]() |
---|
53 Tersangka Kasus Demo Rusuh di Makassar, Termasuk 11 Anak |
![]() |
---|
Ketua DPRD Sulsel: Pembangunan Gedung Baru Ditanggung PUPR dan Asuransi |
![]() |
---|
Asmo Sulsel Gandeng Polres Edukasi Safety Riding ke Pelajar SMAN 20 Gowa |
![]() |
---|
Kehebatan Irjen Rusdi Hartono, Sudah 53 Pembakar DPRD Makassar Ditangkap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.