Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kecelakaan

Irsan Ditemukan Setelah 3 Bulan, Polisi Ungkap Kronologi Lakalantas yang Tewaskan Pemotor di Takalar

Proses pencarian pelaku berlangsung hampir tiga bulan, melibatkan penelusuran CCTV, pelacakan kendaraan, dan pemeriksaan sejumlah saksi.

Penulis: Makmur | Editor: Saldy Irawan
Diskominfo Takalar
LAKA LANTAS - Penyidik Pembantu Unit Laka Satlantas Polres Takalar, Bripka Ridwan. Pejalan kaki penabrak pemotor diketahui bernama Irsan, usia 27 tahun, asal Bantaeng. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Polisi akhirnya berhasil menemukan Irsan (27), pejalan kaki yang diduga menyebabkan kecelakaan lalu lintas hingga menewaskan seorang remaja di Jalan Panaikang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, pada 8 April 2025 lalu.

Irsan sempat melarikan diri setelah kejadian yang menewaskan Jumaldi (14), pelajar SMP yang saat itu berboncengan dengan tantenya.

Proses pencarian pelaku berlangsung hampir tiga bulan, melibatkan penelusuran CCTV, pelacakan kendaraan, dan pemeriksaan sejumlah saksi.

"Dari rekaman CCTV yang kami dapatkan di sekitar lokasi, kami mengidentifikasi arah kaburnya pelaku ke wilayah Bantaeng. Kami juga menelusuri mobil yang sempat terekam berkomunikasi dengan pelaku sebelum kejadian," ujar Brigadir Kepala Ridwan, penyidik Unit Laka Satlantas Polres Takalar, Kamis (10/7/2025).

Mobil yang digunakan ternyata milik perusahaan leasing yang telah dilelang, dan berpindah tangan beberapa kali hingga akhirnya diketahui dibeli oleh mertua dari teman dekat Irsan.

Dari situ, polisi berhasil melacak keberadaan pelaku.

Irsan ditemukan berada di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, dan diketahui bekerja sebagai guru mengaji.

Setelah dihubungi oleh polisi melalui perantara temannya, Irsan bersedia kembali ke Takalar dan tiba pada Senin, 7 Juli 2025, untuk dimintai keterangan.

"Dia mengaku tidak mengetahui bahwa kejadian itu menimbulkan korban jiwa, dan selama ini tetap menjalani aktivitasnya seperti biasa," kata Ridwan.

Keluarga korban, Caceng Daeng Tiro, sempat menolak pertemuan langsung dengan pelaku karena masih diliputi emosi.

Namun, dua anggota keluarga diutus untuk bertemu Irsan pada 8 Juli 2025 di kantor polisi. 

Dalam pertemuan tersebut, Irsan menyampaikan permintaan maaf dan mengaku tidak sengaja menabrak Jumaldi.

"Dia bilang tidak lihat saat menyebrang. Dan setelah kejadian, dia kabur karena takut diamuk massa," kata Daeng Tiro, ayah korban.

Meski masih diliputi rasa duka dan amarah, keluarga korban menyatakan menerima permintaan maaf pelaku dan menyampaikan harapan agar kasus ini diproses secara hukum.

Jumaldi dikenang sebagai anak yang rajin, taat beribadah, dan berbakti kepada keluarga.

Kematian tragisnya menyisakan luka mendalam bagi keluarganya, terutama sang ayah yang memutuskan berhenti bekerja setelah kejadian tersebut.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved