Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PKM UIT Latih Warga Kelurahan Mario Budidaya Maggot untuk Atasi Limbah Organik

pelatihan ini ditujukan untuk mentransfer inovasi teknologi pengelolaan sampah rumah tangga berbasis larva BSF kepada masyarakat urban.

Editor: Muh. Abdiwan
TRIBUN-TIMUR.COM/MUHAMMAD ABDIWAN
PENGELOLAAN SAMPAH - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Indonesia Timur (UIT) menggelar pelatihan dan serah terima inovasi teknologi budidaya Black Soldier Fly (BSF) kepada masyarakat RW 04 Kelurahan Mario, Kecamatan Mariso, Makassar di Sekretariat BSU Sipanaikang Dalle, Jalan Baji Dakka 3 No.17 Makassar, pada Senin (7/7).Pelatihan ini sebagai bagian dari program PKM yang didanai oleh Kemendikbudristek Tahun Anggaran 2025 ditujukan untuk mentransfer inovasi teknologi pengelolaan sampah rumah tangga berbasis larva BSF kepada masyarakat urban. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Indonesia Timur (UIT) menggelar pelatihan dan serah terima inovasi teknologi budidaya Black Soldier Fly (BSF) kepada masyarakat RW 04 Kelurahan Mario, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, pada Senin (7/7).

Kegiatan ini dilaksanakan di Sekretariat BSU Sipanaikang Dalle, Jalan Baji Dakka 3 No.17 Makassar, sebagai bagian dari program PKM yang didanai oleh Kemendikbudristek Tahun Anggaran 2025.

Ketua pelaksana kegiatan, Dr. Rosmiati, SP., M.Si, mengatakan bahwa pelatihan ini ditujukan untuk mentransfer inovasi teknologi pengelolaan sampah rumah tangga berbasis larva BSF kepada masyarakat urban.

Hadir pula Ketua LPPM UIT, Nismawati Natsir, S.Si., M.Si, yang menegaskan bahwa program ini merupakan bentuk nyata dukungan institusional terhadap pengabdian berbasis teknologi tepat guna yang menjawab tantangan lingkungan di perkotaan.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif tim PKM dalam mengembangkan inovasi teknologi budidaya BSF yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Nismawati Natsir di sela kegiatan.

Pakar bioekologi yang juga menjadi narasumber, Dr. Harlina, SP., M.Si, menjelaskan bahwa larva BSF mampu mengolah sampah dapur menjadi pakan ternak tinggi protein dan kasgot sebagai pupuk organik unggulan.

“Budidaya larva BSF adalah solusi ekologis dan ekonomis bagi masyarakat perkotaan,” terang Dr. Harlina, seraya menekankan pentingnya masyarakat menjadi pelaku utama dalam pengelolaan sampah.

Turut hadir pula perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Razak Rukka, yang menyatakan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas yang berkelanjutan.

“Program seperti ini perlu direplikasi di wilayah lain karena menyentuh langsung akar persoalan lingkungan dan memberdayakan masyarakat secara nyata,” jelas Razak Rukka.

Peserta pelatihan terdiri dari Tim Penggerak PKK RW 04 dan warga sekitar yang langsung terlibat dalam praktik budidaya maggot, mulai dari pengenalan siklus hidup BSF hingga teknik pengolahan kasgot.

Ketua BSU Sipanaikang Dalle, Nur Baeti, mengungkapkan antusiasme dan rasa syukurnya bisa menjadi mitra kegiatan yang memberi manfaat nyata bagi pengelolaan sampah dan ekonomi warga.

“Kami hanya tahu cara memilah sampah, tapi belum tahu bagaimana mengelolanya menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti ini,” ujar Nur Baeti.

Kegiatan ditutup dengan serah terima perangkat teknologi sederhana budidaya BSF dari tim PKM kepada masyarakat, sebagai simbol keberlanjutan program.

“Kami berharap teknologi sederhana budidaya BSF ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh mitra masyarakat,” ungkap Dr. Rosmiati.

Program ini diharapkan tidak hanya menyelesaikan persoalan limbah organik, tapi juga membuka peluang usaha produktif yang menopang ketahanan pangan dan ekonomi keluarga secara mandiri dan berkelanjutan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved