Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Chaidir Syam Bacakan Buku Anak Sebelum Tidur

Pertama, Gau Maraja adalah pesta kolosal rakyat Maros yang  kembali menyalakan cahaya budaya Maros.

Editor: Sudirman
Ist
OPINI - Bachtiar Adnan Kusuma Tokoh Literasi Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional 

Penulis sebagai salah seorang orang tua dan kakek dari satu cucu, mengirim pesan singkat kepada para dokter yang ada di Maros, khususnya Kadis Kesehatan Maros dr. Muhammad Yunus, M.Kes. dan beberapa dokter puskesmas Maros, isinya” Meminta para dokter yang setiap hari bertugas memeriksa pasien di Puskesmas, bukan hanya memberi resep obat kepada setiap pasien untuk menyembuhkan penyakit yang diderita, melainkan juga perlu memberi resep agar setiap pasien membacakan buku kepada anak-anaknya sebelum tidur”.

Naluri orang tua yang juga punya anak dokter, tentunya pesan ini pertamakali penulis kirimkan kepada kedua anak penulis yang bertugas di salah satu puskesmas di Sulawesi Tenggara.

Selain karena penulis memahami betul teori tabularasa yang dikemukakan John Lock, bahwa anak-anak dilahirkan kedunia seperti kertas putih, yang membuat warna kertasnya berubah menjadi nano-nano adalah faktor lingkungannya.

John Lock, menegaskan kalau pendidikan yang baik, haruslah bermula dari setiap keluarga. Bukankah keluarga adalah madrasah utama bagi anak-anak kita? 

Hemat penulis, setiap membacakan buku kepada anak secara teratur adalah sarana efektif untuk membangun ikatan dan komunikasi dengan anak.

Selain dengan membacakan buku rutin kepada anak-anak sebelum tidur setiap malam, akan terjadi tiga hal penting secara simultan dan tulus. Yaitu, pertama, hubungan yang menyenangkan terjadi antara buku dan anak.

Kedua, orang tua dan anak sama-sama belajar sesuatu dari buku yang dibaca para orang tua di rumah.

Ketiga, orang tua yang membacakan buku pada anak-anaknya akan mengeluarkan berbagai bunyi dan suku kata  ke dalam telinga anak.

Ketiga hal ini memberikan pengalaman yang sangat signifikan bagi proses pemberian pengalaman terutama dalam berbahasa. 

Sebagai praktisi dan motivator minat baca nasional, penulis melihat ada kebiasaan umum melekat pada kaum ibu.

Kebiasaan menghabiskan waktu berlama-lama di mall, apalagi kalau hari libur. Pertanyaan, apa masalahnya? Jawabannya, bukan masalah.

Asal saja, kaum ibu yang baik menghabiskan waktu berbelanja di mall juga pandai memilihkan buku-buku berkualitas bagi anak-anaknya.

Dengan demikian, waktu yang tersita untuk menimbang dan menentukan semakin lama, jika pilihan buku bagi anak-anak terlalu banyak. 

Lalu, buku mana yang paling baik buat anak-anak kita? Proses pemilihan buku yang terbaik bagi anak-anak butuh waktu dan pertimbangan bijaksana dalam memandu anak-anak memilih buku di toko buku.

Pilihlah buku yang paling banyak memberikan manfaat untuk tujuan membaca. Yang jelas, jangan buat anak-anak kecewa setiba di rumah, selain membeli buku tak berkualitas juga tak layak baca bagi anak-anak.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved