Bom Ikan Meledak di Bulukumba
Bom Ikan Bahaya di Darat dan Laut, Dosen Fisika UNM Ungkap Proses Reaksi Ledakan
Dijelaskan, secara ilmiah bom ikan bekerja melalui reaksi kimia eksotermis yang cepat, sehingga bisa menghasilkan gas bertekanan tinggi.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ledakan bom ikan memakan korban jiwa di Kabupaten Bulukumba.
Jusmawati, Warga Desa Lolisang Kabupaten Bulukumba tewas diduga terkena ledakan bom ikan.
Dosen Fisika Universitas Negeri Makassar (UNM) Irhamsyah Hamid menjelaskan bom ikan merupakan alat tangkap rakitan yang memanfaatkan bahan peledak.
"Ammonium nitrat atau potassium klorat, yang dicampur dengan bahan bakar seperti solar atau minyak tanah," ujar Irhamsyah Hamid kepada Tribun-Timur.com pada Selasa (2/7/2025).
Ammonium nitrat merupakan pupuk pertanian yang bisa berubah menjadi bahan peledak bila dicampur bahan tertentu.
Campuran lainnya seperti potasium klorat (KClO₃) dari korek api atau pestisid.
Kemudian solar atau minyak tanah kerap digunakan sebagai bahan bakar.
Baca juga: Warga Bulukumba Tewas Gegara Bom Ikan? Ini Alasan Kenapa Tangkap Ikan dengan Bom Ikan Dilarang
Begitu juga dengan serbuk aluminium atau serbuk belerang untuk meningkatkan daya ledak.
Bahkan dalam menambah daya ledak terkadang digunakan paku, mur, baut, maupun serpihan logam
Campuran bahan ini umumnya kemudian dimasukkan kedalam botol atau pipa PVC.
Dalam prakteknya banyak digunakan nelayan dengan menyalakan sumbu sebelum dilempar ke laut.
Ledakan kemudian menghasilkan gelombang kejut yang mematikan ikan secara massal.
"Begitu juga menghancurkan ekosistem terumbu karang secara permanen," jelasnya.
Irham menyebut tidak sedikit juga kasus adanya ledakan bahkan sebelum digunakan.
Hal tersebut seperti yang terjadi di Desa Lolisang, Bulukumba.
Bom Ikan meledak di rumah warga sebelum digunakan.
Efek ledakan bom ikan disebutnya memang mengancam jiwa hingga bisa menimbulkan kerusakan.
"Tak jarang, bom ini justru meledak sebelum waktunya. Bisa saat disimpan atau dirakit, menewaskan pembuatnya sendiri. Ledakan tidak hanya menewaskan, tapi juga merusak rumah warga dan membahayakan lingkungan sekitar," ujar Irhamsyah.
Dijelaskan, secara ilmiah bom ikan bekerja melalui reaksi kimia eksotermis yang cepat.
Sehingga bisa menghasilkan gas bertekanan tinggi.
Kondisi ini bisa menciptakan gelombang kejut.
"Karena air merupakan medium yang lebih rapat dari udara, gelombang ini menyebar lebih cepat dan kuat," kata Akademisi UNM ini.
"Sehingga menghancurkan jaringan tubuh ikan, terutama gelembung renang dan organ vital lainnya," lainnya.
Penggunaan bom ikan memang sangat berbahaya. Bukan hanya di laut, tapi juga di darat.
Proses meracik hingga penyimpanan bom ikan rawan terjadi ledakan.
"Tekanan tinggi dalam ruang tertutup seperti botol atau pipa membuat bom sangat tidak stabil dan rawan meledak secara prematur," jelasnya.
Ledakan mampu menyebabkan kehilangan anggota tubuh, luka bakar parah bahkan kematian.
Ledakan umum terjadi saat pemilik menyimpan atau merakit bahan peledak di rumah.
Ketika terjadi kesalahan teknis seperti adanya gesekan, panas, percikan api maka bisa menimbulkan ledakan.
"Ledakan tidak hanya melukai pelaku, tapi juga anggota keluarga dan tetangga," ujar Akademisi UNM ini.
Sementara bagi laut, bom ikan sangat merusak ekosistem terumbu karang hingga ikan.
"Bom ikan mampu merusak terumbu karang secara masif. Membunuh ikan kecil dan spesies non-target seperti kerang, penyu," lanjutnya.
Parahnya, ekosistem tersebut butuh puluhan tahun untuk pulih kembali.
Diketahui, Tim Penjinak Bom (Jibom) dari Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Sulsel dikerahkan mengevakuasi Jusmawati korban tewas dalam peristiwa ledakan di sebuah rumah warga di Desa Lolisang, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulsel, Selasa (1/7/2025) malam.
Ledakan yang diduga berasal dari bom ikan itu menewaskan pemilik rumah bernama Jusmawati.
"Jam 2 dini hari (pukul 02.00 Wita) anggota kita dari Jibom Gegana start ke lokasi dan tiba sekitar jam 6 pagi," kata Dansat Brimob Polda Sulsel, Kombes Pol Heru Novianto saat dikonfirmasi terkait dengan ledakan, Rabu (2/7/2025).
Setibanya di lokasi, kata Heru, tim langsung melakukan sterilisasi area untuk menghindari kemungkinan ledakan susulan, sebelum mengevakuasi korban.
"Jadi jam 6 pagi (pukul 06.00 Wita) kita sterilkan, kemudian mengevakuasi korbannya," jelasnya.
Heru menambahkan, saat ini tim Jibom masih mengumpulkan barang bukti yang diduga digunakan untuk merakit bom ikan.
"Kita juga kumpulkan barang bukti seperti sumbu api dan detonator. Itu sudah kita amankan," ucapnya.
Berdasarkan barang bukti yang ditemukan, Heru memastikan bahwa sumber ledakan berasal dari bom ikan.
"Iya, bom ikan. Barang bukti yang ditemukan kemungkinan besar yang meledak karena mengandung sumbu api dan detonator," tegasnya.
Meski demikian, Heru menuturkan bahwa proses penyelidikan lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui secara pasti kronologi ledakan.(*)
Bermodal Rp60 Juta Bom Ikan yang Tewaskan Jasmawati Rencana Dijual ke Bone dan Sinjai |
![]() |
---|
600 Detonator dan Bom Ikan Ditemukan di Rumah Pengusaha Ikan Asin di Laikang |
![]() |
---|
Akademisi UNM: Bom Ikan Potret Tragis Masalah Ekonomi, Hukum dan Ketimpangan Sosial |
![]() |
---|
Belum Sepekan Tiba dari Tarakan, Jasmawati Tewas Akibat Ledakan Bom Ikan di Bulukumba |
![]() |
---|
Praktik Bom Ikan Masih Marak di Sulsel, Akademisi FH Unismuh: Pengawasan Masih Lemah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.