Menuju Muktamar 2025, Imam Fauzan: Kebangkitan PPP Dimulai dari Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Ketua DPW PPP Sulsel, Imam Fauzan Amir Uskara, menegaskan bahwa titik balik kebangkitan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan dimulai dari Sulawesi Selatan (Sulsel). 

Hal itu ia sampaikan dalam sambutan pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) IV PPP Sulsel, Sabtu (28/6/2025), di Hotel Four Points by Sheraton, Makassar.

Pernyataan tersebut bahkan disampaikan langsung di hadapan Sekjen DPP PPP, Arwani Thomafi.

Muskerwil kali ini disebut bukan hanya sebagai ajang konsolidasi menuju Muktamar DPP PPP 2025 yang dijadwalkan digelar di Bali pada 29 September hingga 1 Oktober 2025.

Hal ini juga berlangsung di tengah menguatnya wacana kemunculan nama Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman, sebagai figur potensial maju Caketum DPP PPP. 

Karena itu, momentum ini dinilainya sebagai ajang evaluasi, penyatuan visi, sekaligus pelecut semangat untuk bangkit dari titik terendah.

“Saya mohon dalam kegiatan Muskerwil PPP Sulsel, banyak ide-ide dari teman-teman semua, dan kita bisa sama-sama membawa hasil Muskerwil ini ke ajang Muktamar PPP di Bali,” kata Imam Fauzan.

Imam mengajak seluruh kader untuk menyumbangkan gagasan segar dari Sulsel yang bisa menjadi arah baru bagi PPP ke depan. 

Ia menyampaikan harapan dan keyakinannya bahwa PPP belum kalah.

Hanya saja partai berlambang Ka'bah itu dinilainya sedang mengatur ulang langkah dan memperkuat fondasi.

“PPP belum kalah, PPP tidak kalah. PPP sedang mengatur arah hari ini. PPP tidak tumbang, PPP sedang menguatkan tulang-tulangnya. PPP bukan tinggal nama, insyaallah PPP akan kembali ke DPR Senayan 2029,” tegas Imam.

Lebih lanjut, Imam menyebut Sulsel sebagai tanah pejuang yang tidak gentar menghadapi badai. 

Ia percaya, kebangkitan PPP bisa dimulai dari tanah Bugis-Makassar jelang Muktamar 2025.

“Ini tanah Makassar-Bugis yang tidak pernah takut terhadap badai, apalagi gentar terhadap tantangan. Dan insyaallah bangkitnya PPP, kami akan mulai dari Sulsel,” imbuhnya.

Menurutnya, selama setahun PPP berada di luar pemerintahan pusat dan tanpa wakil di DPR RI, banyak kader yang merasakan frustrasi.