Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2025

Arab Saudi Apresiasi Penanganan Haji 2025, Tantangan Teratasi

Wamenhaj Arab Saudi kunjungi Daker Makkah, apresiasi pelaksanaan Haji 2025 dan sebut seluruh tantangan berhasil dimitigasi secara maksimal.

Penulis: Mansur AM | Editor: Sukmawati Ibrahim
Media Centre Haji Indonesia
EVALUASI HAJI 2025 - Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Abdul Fattah Mashat datang ke Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Sabtu (28/6/2025). Kemenhaj Arab Saudi menyebut operasional Haji 2025 berlangsung sukses dan meminta persiapan Haji 2026 dilakukan lebih dini. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH – Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Abdul Fattah Mashat, bersilaturahmi ke Kantor Petugas Haji RI Daerah Kerja (Daker) Makkah, Sabtu (28/6/2025).

Ini merupakan kunjungan pertama Wamenhaj ke Daker Makkah selama penyelenggaraan Haji 2025.

Ia datang bersama Dr. Eyad Rahbini dan Dr. Badr Al-Sulami dari Kementerian Haji Arab Saudi.

Delegasi disambut Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis M. Hanafi, serta Konsul Haji, Nasrullah Jasam.

Turut hadir menyambut, Kepala Daker Makkah, Ali Mahzumi, para kepala bidang, serta 10 kepala sektor di Makkah.

Wamenhaj menyampaikan tahni’ah atas keberhasilan jemaah Indonesia menyelesaikan ibadah haji tahun ini.

Ia menyebut seluruh jemaah dapat berhaji dengan aman, nyaman, dan selamat hingga akhir.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Wamenhaj menilai kepemimpinan keduanya sangat berkontribusi terhadap peningkatan layanan jemaah.

Baca juga: Ratusan Warga Luwu Jemput Jemaah Haji, Berebut Cium Dahi Demi Barakka

Ia mengakui terdapat beberapa catatan teknis selama operasional haji, terutama karena besarnya jumlah jemaah.

Namun, catatan tersebut tidak mengurangi keberhasilan pelaksanaan haji dan tidak sampai menimbulkan krisis.

"Semua tantangan berhasil dimitigasi berkat koordinasi solid semua pihak," ujar Wamenhaj.

Ia juga menyebut proses pemulangan jemaah berjalan lancar dan tanpa kekacauan berarti.

Kementerian Haji turut memperhatikan aspek kesehatan jemaah, termasuk istitha’ah dan angka wafat.

Menurutnya, pemantauan kesehatan jemaah untuk operasional Haji 2026 perlu dimulai sejak sebelum keberangkatan ke Tanah Suci.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved