Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemilihan Ketua RT

Tanpa Gaduh! Begini Cara Warga Aspol Toddopuli Memilih Ketua RT, Polisi Aktif 'Oppo'

Minimnya persaingan terjadi karena mayoritas warga adalah anggota Polri yang disibukkan dengan tugas kedinasan.

|
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/muslim
Suasana gerbang masuk Aspol Toddopuli, Kelurahan Kassi-Kassi, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, ditemui di rumahnya, Kamis (26/6/2025) sore. 

TRIBUN-TIMUR.COM – Pemilihan Ketua Rukun Tetangga (RT) di Komplek Asrama Kepolisian (Aspol) Toddopuli, Jalan Toddopuli Raya, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, diprediksi akan kembali diisi oleh wajah-wajah lama. 

Minimnya persaingan terjadi karena mayoritas warga adalah anggota Polri yang disibukkan dengan tugas kedinasan.

Ketua RW 08 Kelurahan Kassi-Kassi, Kompol (Purn) Edy Marheno, SH, MSi, mengatakan dari enam RT yang ada di komplek, masing-masing blok perumahan A hingga F sudah memiliki ketua aktif.

Ia menyebut tidak ada kompetisi dalam pemilihan RT karena warga umumnya menyerahkan keputusan pada musyawarah bersama.

“Persaingan tidak ada, karena rata-rata warga bilang ikut saja, disebabkan kesibukan sebagai anggota Polri,” ujar Edy saat ditemui di kediamannya, Kamis (26/6/2025).

Dari enam ketua RT, dua diantaranya merupakan polisi aktif, sementara sisanya diisi oleh purnawirawan dan istri purnawirawan.

Salah satu incumbent adalah Murniani (60), Ketua RT 06 Blok F, yang membawahi 38 rumah dengan 41 kepala keluarga.

Ia ditunjuk sebagai Pejabat RT oleh pemerintah kelurahan pada 2022 dan juga menjabat sebagai Ketua Posyandu serta Sekretaris Asrama sejak 1998.

Menurut Murniani, tugas RT tidak jauh berbeda dengan perannya sebagai sekretaris asrama, terutama dalam hal pendataan warga dan koordinasi kegiatan lingkungan.

Dalam menjalankan tugasnya, Murniani mengaku lingkungan tempat tinggalnya tergolong kondusif tanpa masalah antarwarga yang berarti.

Keluhan yang paling sering disampaikan warga berkaitan dengan pengangkutan sampah dan genangan air saat musim hujan akibat saluran drainase yang tersumbat sedimen.

“Drainase terakhir kali dikeruk itu tahun 2022. Sekarang banyak sedimen tertutup sampah,” ujarnya.

Ia menyebut kerja bakti rutin dilakukan setiap bulan, namun pengerukan drainase tetap memerlukan bantuan alat dari petugas kebersihan kota.

Untuk menjaga kerukunan, warga juga rutin menggelar Tudang Sipulung sebagai forum musyawarah bulanan.

Menjelang pemilihan RT, Murniani menyatakan tidak memiliki ambisi pribadi, namun siap kembali menjabat jika masih dipercaya warga.

“Kalau wargaku menginginkan saya tetap, maka saya akan siap,” katanya.

Ia juga membuka ruang bagi warga lain yang ingin mencalonkan diri sebagai ketua RT, asalkan dilakukan secara sehat dan musyawarah.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved