Tribun UMKM
Berdaur Ubah Sampah Plastik Jadi Cuan
Berdaur yang digagas oleh Yayang Malil, membawa solusi kreatif yang memadukan seni, lingkungan dan ekonomi.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Masalah sampah plastik dianggap semakin mengkhawatirkan saat ini. Apalagi, sampah plastik butuh waktu lama untuk terurai.
Namun, di tangan UMKM bernama Berdaur, sampah plastik diolah menjadi aksesoris yang mendatangkan uang.
Berdaur yang digagas oleh Yayang Malil, membawa solusi kreatif yang memadukan seni, lingkungan dan ekonomi.
Sampah plastik yang biasanya berujung di pembuangan akhir, mampu diolah menjadi produk fungsional dan estetis.
Seperti tatakan gelas, plakat, medali, anting-anting, gantungan kunci, pick gitar, kursi dan meja.
Produk tersebut dibuat oleh Yayang Malil bersama tiga rekannya di studio kreatif Berdaur.
Lokasi di Jl Malengkeri, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, tepatnya di depan Perumahan TVRI.
Begitu memasuki studio, mural bergambar anak perempuan memegang kantong plastik dengan tulisan stop plastic pollution langsung menyambut.
Baca juga: Digitalisasi Industri Daur Ulang di Takalar Didukung Telkom

Yayang Malil menjelaskan, awal mulanya menekuni usaha daur ulang sampah plastik dari ketertarikannya melestarikan lingkungan.
Aktivitas pengolahan sampah plastik dilihatnya melalui media sosial pada 2019. Dari situ, ia semakin terdorong untuk membuat gebrakan dalam mengatasi kerusakan lingkungan.
“Aktivitas berhubungan dengan lingkungan, makanya itu menjadi dasar semangat terus bergelut dalam dunia sampah,” ungkapnya saat ditemui Tribun-Timur.com, Kamis (19/6/2025).
Untuk mengolah limbah plastik tersebut, Yayang bersama tiga rekannya harus terlebih dulu menyortir sampah plastik yang diterima dari relawan dan komunitas.
Sampah plastik botol minuman, tutup botol, botol kosmetik dan botol pembersih harus dipisahkan satu per satu.
Setelah itu dicuci lalu dikeringkan dengan cara dijemur. Proses pengeringan ini cukup memakan waktu lama.
Selanjutnya, sampah plastik dimasukkan dalam cetakan sesuai dengan produk ingin dibuat.
Misalnya, tutup botol jenis High-Density Polyethylene (HDPE) dimasukkan dalam cetakan untuk buat tatakan gelas ukuran 10x10 sentimeter.
Botol dicetakan dimasukan dalam oven untuk dilelehkan. Prosesnya memakan waktu sampai 60-90 menit.
Setelah mengeras, hasil tatakan gelas itu diamplas dan dihaluskan untuk dipasarkan.
Sementara pembuatan kursi dan meja butuh waktu hingga sepekan. Mulai dari pemilahan, cleaning, reading, pencacahan, smelting dan finishing.
Selain sampah plastik, Berdaur mengolah limbah kertas. Kertas tak terpakai direndam, lalu dihancurkan menggunakan blender lalu dicetak menjadi kertas lagi.
Hasilnya dibuat piagam, plakat dan kertas daur ulang.
Produk hasil tangan dari Berdaur harganya bervariasi. Mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp1,2 juta.
“Kita jualnya dari aksesoris terkecil mulai harga Rp 10 ribu sampai jual produk Rp 1,2 juta. Rp 1,2 juta itu satu set kursi dan meja,” ungkap Yayang.
Alumni Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar (FBS UNM) ini menyampaikan, pemasaran produk dari Berdaur melalui media sosial dan etalase.
Ada pula klien yang datang langsung untuk memesan produk ingin dibuatkan.
Konsumen Berdaur bukan hanya dari Sulawesi Selatan (Sulsel), tapi juga dari luar Sulsel.
Penghasilan didapat Berdaur terhitung dari Januari 2025 sampai saat ini sudah sangat cukup untuk memenuhi produktivitas dan untuk terus berkembang.
“Sejauh ini cukup dengan income dari Januari sampai sekarang, bisa memenuhi aktivitas kita dan buat kita bertumbuh,” tutupnya. (*)
Perjuangan 3 Dekade Radiah Kenalkan Jagung Marning Khas Bulukumba Hingga Tembus Pasar Nasional |
![]() |
---|
Brand Lokal Makassar Tembus 10 Besar Mitra Juara Gojek Nasional |
![]() |
---|
30 Perempuan Pelaku Usaha Dapat Bekal Bisnis dari Telkom |
![]() |
---|
UKM Makassar Dapat Pembekalan Legalitas Usaha di Indibiz Insight |
![]() |
---|
Kisah Sukses UMKM Classy Bakery Makassar, Dari Coba-Coba Jadi Primadona |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.