Konflik Iran Israel
Mantan Kepala BIN Hendropriyono Bongkar Permainan Intelijen di Balik Konflik Israel-Iran
mantan Kepala BIN Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono dan Mahfud MD menyoroti pandangan menarik terkait potensi perang global.
Hendro juga mengingatkan Indonesia untuk tidak terjebak atau terbawa arus dalam permainan ini.
Ia menekankan pentingnya Indonesia bersikap netral dan waspada terhadap infiltrasi kepentingan asing yang bisa menciptakan konflik internal.
“Kalau ada ribut-ribut, saya selalu ingatkan: jangan terjebak. Mereka hanya cari alasan untuk masuk. Itu sudah jadi sejarah berulang bagi kita,” pungkasnya.
Melalui refleksi sejarah panjang, Hendropriyono mengajak semua pihak, terutama elite dan masyarakat Indonesia, untuk lebih cermat membaca dinamika global, tidak terpancing provokasi, dan tidak mudah dipecah-belah oleh operasi intelijen asing.
memberikan pandangan yang berbeda dari sejumlah prediksi pakar terkait potensi meledaknya Perang Dunia III akibat konflik Israel-Iran dan ketegangan global lainnya.
Ia menilai, konflik-konflik tersebut tidak akan berkembang menjadi perang dunia karena tiap negara besar saat ini tengah sibuk dengan urusan dalam dan regionalnya masing-masing.
"Saya melihat ini tidak akan jadi Perang Dunia, karena masing-masing negara punya masalah sendiri-sendiri," kata Hendropriyono dalam sebuah forum wawancara terbuka.
Ia mencontohkan bagaimana Rusia masih terlibat dalam perang berkepanjangan dengan Ukraina yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, sementara Amerika Serikat dan NATO juga menghadapi dinamika politik internal yang rumit, apalagi menjelang pemilu dengan kehadiran figur seperti Donald Trump.
Sementara di Asia, China dinilai masih lebih fokus pada dukungannya terhadap Pakistan dalam menghadapi ketegangan dengan India.
Namun India sendiri tetap kukuh dengan sikapnya, sehingga menurut Hendro, konstelasi ini membuat peluang pecahnya konflik global secara simultan sangat kecil.
"Satu-satunya negara yang bisa ikut bergabung dalam perang itu adalah Korea Utara. Tapi negara itu kecil, pro-Rusia, tapi juga tidak dekat dengan Iran. Jadi nggak nyambung," ujarnya.
Lebih lanjut, Hendropriyono menyatakan bahwa meskipun konflik akan berakhir dengan pihak menang dan kalah, skema besar seperti ini kerap digunakan sebagai permainan intelijen yang berbahaya, terutama bagi negara-negara yang mudah diprovokasi.
Ia pun menyoroti situasi domestik Indonesia dan mengingatkan potensi ancaman jika masyarakat mudah terprovokasi.
"Saya paling takut kalau Indonesia ini gampang tersulut. Kalau ada sedikit konflik, lalu diprovokasi, itu yang ditunggu oleh intelijen jahat. Mereka siap masuk dan memanfaatkan situasi dengan biaya yang sangat kecil," ungkapnya.
Hendro mengajak masyarakat agar menyampaikan kritik dengan cara-cara yang elegan dan tidak memancing kerusuhan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.