Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kapal Tenggelam

Kapal Penabrak KLM Asia Mulia Belum Terdeteksi, DPRD Jeneponto Soroti Minimnya Alat Syahbandar

Dari total delapan ABK KLM Asia Mulia, lima orang berhasil ditemukan selamat sementara tiga lainnya masih dalam pencarian Tim SAR gabungan.

Penulis: Muh. Agung Putra Pratama | Editor: Alfian
Istimewa/Nasrullah
KAPAL TENGGELAM - Anggota Komisi III DPRD Jeneponto, Haryanto saat ditemui di Kantor Syahbandar, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) Sabtu (21/6/2025) sore. Haryanto menilai, insiden KLM Asia Mulia tenggelam menunjukkan lemahnya sistem pengawasan lalu lintas laut di wilayah Jeneponto yang dilalui banyak kapal. 

TRIBUN-TIMUR.COM, JENEPONTO - Kapal yang menabrak KLM Asia Mulia hingga tenggelam di perairan Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (19/6/2025) belum berhasil diidentifikasi.

Situasi ini mendapat sorotan dari Anggota Komisi III DPRD Jeneponto, Haryanto, karena lokasi kejadian hanya berjarak 9 mil dari Kantor Syahbandar Jeneponto.

Haryanto menilai, insiden tersebut menunjukkan lemahnya sistem pengawasan lalu lintas laut di wilayah Jeneponto yang dilalui banyak kapal.

"Mestinya ada alat yang lebih canggih dipasang di Jeneponto supaya bisa terdeteksi lebih bagus. Yang kedua di Syahbandar ini bisa diadakan alat pendeteksi karena disini perlintasan kapal-kapal besar," kata Haryanto kepada Wartawan di Kantor Syahbandar Jeneponto, Sabtu (21/6/2025) sore.

Haryanto juga menyampaikan, dirinya terus berkoordinasi dengan BPBD Jeneponto untuk memastikan proses pencarian korban berjalan maksimal.

Sebagaimana diketahui, dari total delapan ABK, lima orang berhasil ditemukan selamat sementara tiga lainnya masih dalam pencarian Tim SAR gabungan.

"Saya seringkali mengontak pihak BPBD untuk memaksimalkan pencarian, alhamdulillah teman-teman di BPBD selalu cepat merespon untuk melaporkan perkembangan saat ini," ujarnya.

"Informasi terakhir masih pencarian, sisa tiga orang (ABK) tidak ditahu belum ada kabar (belum ditemukan)," lanjutnya.

Baca juga: KLM Asia Mulia Tenggelam ABK Sebut Ditabrak Kapal Besi Hingga Terbelah, 3 Orang Hilang

Tim SAR gabungan melakukan pencarian 3 orang korban kapal hewan tenggelam di batas perairan Kabupaten Bantaeng-Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (19/6/2025).
Tim SAR gabungan melakukan pencarian 3 orang korban kapal hewan tenggelam di batas perairan Kabupaten Bantaeng-Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (19/6/2025). (DOK PRIBADI)

Haryanto melanjutkan, masa pencarian korban adalah 10 hari.

Jika belum ditemukan, operasi memungkinkan berhenti.

"SOP untuk pencarian kata BPBD 7 hari dan ada tambahan waktu 3 hari, jika setelah itu tidak ditemukan maka akan dinyatakan hilang," tutupnya.

Diketahui, KLM Asia Mulia membawa delapan orang ABK dengan muatan 57 ekor kerbau.

KLM Asia Mulia melakukan rute pelayaran dari Alor, NTT pada Senin 16 Juni 2025.

Kapal tersebut rencananya sandar di Pelabuhan Bungeng, Jeneponto, namun naas mengalami kecelakaan dan seluruh kerbau dinyatakan tenggelam.

Adapun ketiga korban yang belum ditemukan adalah Supriadi (Kapten Kapal), Asdar (Kepala Kamar Mesin/KKM) dan Aldi (Kelasi).

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved