Kenaikan Harga Ayam Tak Surutkan Daya Beli di Bone, Pedagang: Bahkan Pembeliku Naik 3 Kali Lipat

TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Jelang Idul Adha 2025, harga ayam kampung dan ayam potong naik di Pasar Sentral Palakka, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ayam menjadi salah satu menu yang banyak diolah saat hari besar, termasuk Idul Adha. 

Biasanya disajikan dalam bentuk opor, kari, hingga gulai, sebagai sajian sebelum daging kurban dimasak.

Karena itu, masyarakat ramai membeli ayam di pasar beberapa hari sebelum Idul Adha.

Tingginya permintaan menyebabkan harga ayam kampung maupun ayam potong naik di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Bone.

Basri (35) salah satu pedagang ayam potong di Pasar Sentral Palakka mengatakan, harga ayam naik dua kali lipat.

Saat ini, ayam potong dengan berat di bawah 2 kilogram (kg) dijual Rp 60 ribu per ekor, naik dari sebelumnya Rp35 ribu per ekor. 

Sementara ayam kampung yang biasanya dijual dengan harga Rp100 ribu per ekor naik menjadi Rp150 ribu per ekor. 

"Sudah tiga hari ini naik harga ayam karena mendekati lebaran," kata Basri, dikonfirmasi Tribun-timur.com, Kamis (5/6/2025).  

"Puncaknya itu sebentar malam naik lagi karena banyak warga yang mencari," imbuhnya.

Basri mengatakan kenaikan harga merupakan hal wajar menjelang Idul Adha. 

Kenaikan harga tak menyurutkan daya beli masyarakat.

"Tapi warga tidak keberatanji, bahkan pembeliku naik tiga kali lipat," kata Basri.

"Biasanya kalau hari biasa biasa jual 10 ekor ayam sehari ini bisa sampai 30 atau 50 ekor sehari," jelasnya. 

Basri bersyukur kecipratan rejeki di tengah hari raya Idul Adha. 

"Alhamdulillah berkah bulan kurban banyak rejeki," imbuhnya. (*)