Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kebakaran Sidrap

Tragedi Subuh di Sidrap: Rumah Panggung Terbakar, Kakek 70 Tahun Luka Serius

pemilik rumah bernama Iruwase (70) sempat dilalap api dan mengalami luka bakar serius.

Editor: Muh Hasim Arfah
BPBD Sidrap
KEBAKARAN SINJAI- Kondisi rumah di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Sidrap setelah alami kebakaran, Rabu (4/6/2025). Tak hanya itu, pemilik rumah juga sempat dilalap api hingga mengalami luka bakar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, SIDRAP- Subuh belum lama berlalu ketika langit Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, masih diselimuti gelap. 

Saat sebagian besar warga masih terlelap dalam mimpi, kobaran api tiba-tiba membelah keheningan.

Sebuah rumah panggung milik Iruwase (70) terbakar hebat.

Dalam tragedi itu, sang pemilik rumah tak sempat menyelamatkan diri dengan cepat. Ia mengalami luka bakar serius di tangan dan kakinya.

Rumah panggung kayu, yang selama bertahun-tahun menjadi tempat tinggal dan saksi bisu kehidupan Iruwase, kini tinggal puing-puing hitam berasap.

Bukan hanya tempat berlindung yang hilang, namun juga kenangan, harapan, dan hasil jerih payahnya selama ini.

“Api membesar saat korban masih tertidur. Karena itu, beliau terlambat menyelamatkan diri,” ungkap Kabid Kedaruratan BPBD Sidrap, Suardi Asnawi, saat ditemui di lokasi kejadian.

Menurutnya, kebakaran terjadi sekitar pukul 03.30 WITA, Rabu (4/6), dan diduga akibat korsleting listrik.

Dalam kobaran api yang melalap seisi rumah, 30 karung gabah kering dan 20 gram emas milik korban turut hangus.

Taksiran kerugian mencapai Rp 200 juta—jumlah yang sangat besar bagi seorang warga desa yang hidup dari hasil pertanian.

“Gabah itu hasil panen. Rencananya dijual untuk biaya pengobatan dan kebutuhan sehari-hari,” ucap salah satu kerabat korban yang enggan disebut namanya.

Ia masih terlihat terpukul melihat rumah Iruwase yang sudah rata dengan tanah.

Saat tim BPBD dan warga sekitar berusaha memadamkan api, suasana mencekam menyelimuti kampung kecil itu.

Hanya isak tangis keluarga dan suara sirene yang memecah sunyi pagi.

Iruwase kini tengah dirawat intensif di Puskesmas terdekat. Meski luka bakarnya cukup serius, warga berharap ia segera pulih dan dapat kembali menjalani hari-harinya meski tanpa rumah.

“Bantuan darurat sudah kami salurkan, termasuk logistik awal untuk korban,” ujar Suardi.

Tragedi ini menjadi pengingat betapa pentingnya kewaspadaan terhadap risiko kebakaran, terutama di rumah panggung kayu yang rentan terbakar.

Di balik asap yang membumbung tinggi, tersimpan pelajaran dan doa: agar tak ada lagi mimpi yang padam oleh api, dan tak ada lagi subuh yang datang dengan luka.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved