Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prakiraaan Cuaca Hari Ini

Prakiraan Cuaca Sulsel Hari Ini 3 Juni, BMKG Makassar: Hujan Sedang di Barru, Soppeng, dan Bone

BMKG prakirakan hujan sedang di Barru, Bone, dan Soppeng. Kemarau basah masih berlangsung hingga Agustus, akibat fenomena cuaca aktif.

|
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribunews
CUACA HARI INI: Ilustrasi - BMKG prediksi hujan sedang di Barru, Bone, dan Soppeng. Suhu 19–33°C, kelembapan capai 100 persen, Selasa (3/6/2025).  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Hujan ringan hingga sedang berpotensi mengguyur sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (3/6/2025).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulsel memprakirakan hujan ringan terjadi di seluruh wilayah Sulsel pada pagi hari.

Pada siang hingga sore hari, hujan ringan diprediksi terjadi di wilayah Gowa, Makassar, Maros, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Palopo, Pangkep, Pinrang, Sinjai, Tana Toraja, Toraja Utara, dan Wajo.

Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang diprakirakan terjadi di Barru, Bone, dan Soppeng.

Pada malam hari, cuaca di sebagian besar wilayah Sulsel diperkirakan berawan.

Suhu udara berkisar antara 19 hingga 33 derajat Celsius, dengan kelembaban 70–100 persen.

Forecaster BMKG Wilayah IV, Sultan, menjelaskan bahwa Makassar dan sejumlah daerah pesisir barat sudah memasuki musim kemarau sejak Mei lalu. 

Namun, Sulsel saat ini mengalami kemarau basah.

"Tetapi diperkirakan musim kemarau basah, ini dilatarbelakangi oleh aktifnya fenomena cuaca NGO yang memberikan kontribusi peningkatan curah hujan," jelas Sultan.

Kemarau basah, yaitu hujan masih turun di musim kemarau (April–Oktober), diprediksi berlangsung hingga pertengahan Agustus 2025.

Setelahnya, Sulsel akan memasuki masa peralihan (pancaroba) pada September–November 2025, disusul musim hujan Desember 2025 hingga Februari 2026.

Fenomena kemarau basah bukan hal baru. 

Dalam dua dekade terakhir, Indonesia mengalami pola cuaca serupa pada 2010, 2013, 2016, 2020, 2023, dan tahun ini.

Penyebabnya antara lain kombinasi La Nina, suhu laut yang menghangat, serta aktivitas atmosfer seperti Osilasi Madden-Julian (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby.

Dampaknya, produksi padi meningkat, namun berdampak negatif terhadap jenis tanaman tertentu dan menaikkan harga ikan laut. (*)

 

 

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved