Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2025

Menteri PPPA: Setiap Provinsi Perlu Punya Pembimbing Haji Perempuan

Upaya ini dilakukan guna meningkatkan kenyamanan dan efektivitas pembinaan jemaah haji, khususnya perempuan.

Penulis: Mansur AM | Editor: Sudirman
Ist
HAJI - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi. Arifatul menyebut kehadiran petugas pembimbing ibadah haji perempuan dari setiap provinsi sangat diperlukan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mendorong agar jumlah pembimbing ibadah haji perempuan ditambah pada pelaksanaan haji mendatang.

Upaya ini dilakukan guna meningkatkan kenyamanan dan efektivitas pembinaan jemaah haji, khususnya perempuan.

Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi, yang tergabung dalam Amirul Hajj 1446H/2025M, menyampaikan bahwa kehadiran petugas pembimbing ibadah haji perempuan dari setiap provinsi sangat diperlukan.

Hal ini bertujuan untuk mengatasi kendala bahasa daerah dan perbedaan budaya dalam pelayanan kepada jemaah.

“Kami mendorong agar setiap provinsi memiliki petugas pembimbing ibadah haji perempuan. Pendekatan bahasa, budaya, dan kebutuhan khusus lainnya memerlukan keterlibatan petugas dari daerah asal masing-masing,” ujar Arifatul saat mengunjungi jemaah haji Indonesia di Sektor 2, Kawasan Syisyah, Makkah, Minggu (1/6/2025).

Ia menambahkan bahwa secara jumlah, jemaah haji Indonesia didominasi oleh perempuan.

Oleh karena itu, keberadaan petugas perempuan sangat penting untuk menyesuaikan kebutuhan pelayanan, terutama dalam situasi yang lebih sensitif dan membutuhkan kenyamanan psikologis.

“Ini menjadi catatan penting dan rekomendasi untuk pelaksanaan haji tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.

Selain penambahan petugas perempuan, KemenPPPA juga berencana menyusun modul khusus pembinaan ibadah bagi jemaah haji perempuan.

Modul ini dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan informasi dan edukasi yang selama ini belum tersedia secara spesifik.

“Saya sudah berdiskusi dengan Pak Menteri Agama dan jajaran Kementerian Agama. Kami sepakat untuk menyiapkan modul khusus bagi jemaah haji perempuan, karena selama ini memang belum ada,” jelas Arifatul.

Ia menekankan pentingnya penyelenggaraan ibadah haji yang ramah perempuan, terutama dalam aspek kesehatan reproduksi.

“Perempuan memiliki kondisi biologis tertentu seperti menstruasi dan istihadhah. Ini membutuhkan ruang konsultasi khusus,” kata Arifatul.

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved