Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2025

Kemenag Rekrut Ulama Perempuan, Menag: Bukan Pelengkap, Tapi Kunci Bimbingan Haji

55 persen jemaah haji tahun ini adalah perempuan. Kemenag hadirkan ulama perempuan untuk bimbing manasik khusus yang lebih responsif dan inklusif.

Penulis: Mansur AM | Editor: Sukmawati Ibrahim
Media Centre Haji Indonesia
FIQIH PEREMPUAN – Dr Nuraedah Irfan (kanan), salah satu petugas pembimbing ibadah di Sektor 3 Daker Makkah, memberikan manasik kepada jemaah lansia dari kamar ke kamar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH – Jumlah jemaah haji reguler Indonesia tahun ini mencapai 203.320 orang. 

Dari jumlah tersebut, 55 persen merupakan perempuan.

Total jemaah haji perempuan tahun ini tercatat sebanyak 111.826 orang. 

Angka ini menjadi perhatian khusus Kementerian Agama (Kemenag), yang ingin memastikan hak ibadah jemaah perempuan terpenuhi.

Menteri Agama Nasaruddin Umar, yang juga bertindak sebagai Amirul Hajj Indonesia tahun ini, memberikan perhatian serius terhadap hal tersebut.

Menag ditemui di Masjidil Haram, Sabtu (31/5/2025) dini hari. 

Ia menyampaikan pentingnya peran perempuan dalam layanan haji.

“Kami rekrut juga ulama perempuan,” kata Nasaruddin.

Menurutnya, ulama perempuan memiliki peran strategis dalam bimbingan haji, termasuk manasik khusus perempuan. 

Mereka memahami langsung persoalan fikih perempuan, seperti bersuci, haid, dan ibadah lansia.

Isu-isu tersebut dinilai hanya bisa dijawab secara tepat oleh sesama perempuan. 

Karena itu, kehadiran ulama perempuan sangat penting.

“Kehadiran mereka bukan pelengkap,” ujar Menag.

 “Namun kunci memastikan bimbingan jemaah perempuan berjalan baik,” tambahnya.

Baca juga: Stroke Tak Halangi Supriyati Senam, Jemaah Lansia JKG 12 Siap Hadapi Puncak Haji

Kemenag membentuk tim penasihat ibadah bernama Musytasyar Dini. 

Tim ini terdiri dari ulama berkompetensi tinggi, baik laki-laki maupun perempuan.

Ulama perempuan direkrut dari pesantren-pesantren ternama. 

Mereka ahli dalam membaca kitab dan memahami fikih perempuan.

Tim ini mendampingi langsung rombongan Amirul Hajj di lapangan. 

Mereka bertugas menjawab pertanyaan serta mencatat temuan terkait pengalaman ibadah perempuan.

“Isu-isu penting dicatat dan diarsipkan oleh tim,” kata Menag.

Selain itu, tim ini memberi suara atas pengalaman jemaah perempuan. 

Dengan begitu, layanan haji menjadi lebih responsif dan inklusif.

Perempuan tidak hanya dilayani, tetapi juga diberi ruang untuk terlibat dalam pengambilan kebijakan penyelenggaraan haji.

Dalam rombongan Amirul Hajj juga terdapat tokoh perempuan, salah satunya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi. Ia juga Ketua Umum Muslimat NU periode 2025–2030.

Kehadiran tokoh perempuan ini dinilai strategis untuk mengawasi langsung pemenuhan kebutuhan jemaah perempuan.

Salah satu pembimbing ibadah (Bimbad) yang ditemui Media Centre Haji adalah Dr Nuraedah Irfan. 

Kepala MAN 1 Makassar, Sulawesi Selatan ini memberikan layanan manasik langsung dari kamar ke kamar.

“Layanan manasik terutama kepada jemaah lansia dari kamar ke kamar lebih efektif saat tanya jawab,” kata Dr Nuraedah.

Ia bertugas mendampingi jemaah di Hotel Moro Al Alameyah, yang menampung 4.300 jemaah haji dari berbagai provinsi di Tanah Air. (*)

    

 

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved