Banjir Luwu
Desi Patantan Tinjau Lokasi Banjir Bua Luwu, Dorong Penanganan Darurat dan Percepatan Anggaran
Anggota DPRD Luwu, Desi Patantan turun langsung ke lokasi banjir Bua. Ia dorong penanganan darurat dan percepatan realisasi anggaran sungai.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU – Anggota DPRD Luwu dari Fraksi NasDem, Desi Patantan, turun langsung meninjau lokasi banjir di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Kamis (29/5/2025) dini hari.
Desi mulai bergerak sejak pukul 23.00 Wita, menyambangi sejumlah titik terdampak banjir disebabkan oleh luapan Sungai Bua setelah hujan deras mengguyur wilayah itu selama hampir empat jam.
“Saya mulai dari jam 23.00 Wita malam itu, mengunjungi Padangkalua, Tanarigella, sampai Lengkong dan Posi. Di Pabberasseng saya masuk setelah air surut, sekitar jam 02.30 Wita,” ungkapnya, Sabtu (31/5/2025).
Banjir merendam delapan desa dan satu kelurahan, yaitu Desa Tiromanda, Pabberesseng, Barowa, Tanarigella, Puty, Posi, Padangkalua, Lengkong, serta Kelurahan Sakti.
Ketinggian air bervariasi, dari betis hingga pinggang orang dewasa.
Menurut Desi, saat ini paling dibutuhkan adalah penanganan darurat.
Ia menerima langsung permintaan warga, khususnya dari Desa Pabberesseng, yang berharap ada solusi cepat sambil menunggu langkah jangka panjang.
“Pak desa di Pabbaresseng minta penanganan darurat. Saya sampaikan, nanti kami bahas. Sungai itu kewenangan Balai Sungai atau BBWS Pompengan. Kalau bisa lewat APBD, saya siap bantu lewat pokok pikiran (pokir) kami. Bisa juga kita dorong masuk di perubahan anggaran 2025,” jelas Desi.
Ia menegaskan bahwa sebenarnya sudah ada alokasi anggaran dari Balai Sungai untuk lima desa terdampak.
Namun pelaksanaannya belum jelas.
“Kita harap realisasinya dipercepat karena dana sudah ada. Tinggal desain eksekusinya belum diketahui,” ujarnya.
Desi juga menyoroti kendala yang kerap dihadapi BPBD dalam merespons bencana, yakni keterbatasan penggunaan dana tidak terduga.
“Dana tidak terduga itu tidak melekat langsung di BPBD, biasanya di Dinas Keuangan. Jadi BPBD baru bisa bertindak setelah pengajuan disetujui. Ini yang sering membuat respons lambat,” terangnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab, ia juga memastikan koordinasi lintas instansi berjalan.
Desi berkomunikasi dengan Dinas Sosial untuk distribusi bantuan dan PT Bumi Mineral Sulawesi dalam menangani longsor yang mengisolasi Desa Posi.
“Alhamdulillah, tangki air bersih sudah didistribusikan. Untuk Desa Posi yang sempat terisolasi karena longsor, kami juga koordinasi dengan PT Bumi Mineral Sulawesi. Alat berat mereka sudah membantu membersihkan material longsor,” akunya. (*)
5 Bendung Rusak di Luwu, Ribuan Hektare Sawah Terancam Gagal Tanam |
![]() |
---|
Banjir Rendam 55 Rumah Warga di Walenrang Timur Luwu |
![]() |
---|
Banjir Tutup Jalan Poros Makassar–Palopo di Larompong Selama 2 Jam |
![]() |
---|
5 Kali Cappie Luwu Terendam di Mei 2025, Jalan Rusak dan Sungai Makin Dangkal |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Banjir Rendam Larompong dan Larompong Selatan Luwu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.