Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2025

Alasan Jemaah Maros dan Takalar Pilih Haji Ifrad, Diajar Sejak Kanak-kanak

Sejumlah jamaah haji asal Kabupaten Maros dan Takalar, Sulawesi Selatan, memilih menjalankan ibadah haji dengan skema haji ifrad

Penulis: Mansur AM | Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/MEDIA CENTRE HAJI/MANSUR AM
HAJI IFRAD - Muhammad Nasir dan putrinya Aulia, jamaah haji Kloter 23 Embarkasi Makassar asal Kabupaten Maros, Sulsel. Keduanya menunaikan ibadah haji dengan skema haji ifrad. 

Mereka tidak menggunakan penutup kepala, tidak mencukur kumis atau jenggot, serta menghindari emosi saat berbelanja agar tidak melanggar larangan.

“Kami cukup lihat dan beli saja, tidak menawar,” kata Aulia.

Bagi Aulia, haji kali ini menjadi pengalaman spiritual istimewa karena bisa berangkat bersama sang ayah. Ia mengaku sudah memiliki niat berhaji sejak kecil dan mulai mendaftar haji sejak berusia 12 tahun.

“Alhamdulillah, sekarang di usia 26 tahun, Allah kabulkan,” ujarnya haru.

Jamaah Takalar

Sementara itu, dua jamaah haji asal Kabupaten Takalar, Erwin Kardinansah dan Muhammad Muhlis, juga memilih skema haji ifrad.

Mereka tergabung dalam Kloter 21 Embarkasi Makassar, dan sudah mengenakan ihram sejak keberangkatan dari Madinah lima hari lalu.

“Setelah miqat di Bi’r Ali, kami langsung niat haji dan masih tetap dalam ihram sampai sekarang,” kata Erwin yang berasal dari Kecamatan Mangara Bombang.

Sementara Muhlis, yang merupakan ASN Tata Usaha di SMAN 3 Takalar, berasal dari Desa Bontomanai, Kecamatan Bontoparang.

Keduanya mendaftar haji sejak 2011 dan harus menunggu selama 14 tahun untuk menunaikan rukun Islam kelima.

Menurut mereka, haji ifrad merupakan tradisi keluarga besar yang terus dilestarikan.

“Haji ifrad seperti puasa. Semua dijaga, termasuk mata,” ujar Muhlis saat ditemui di depan Hotel 217, kawasan Syisah, Mekkah, usai menelepon keluarganya di Takalar.

Baca juga: Alasan Jamaah Jeneponto Selalu Diantar Ribuan Orang ke Asrama Haji Sudiang

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menetapkan puncak ibadah wukuf di Arafah jatuh pada Kamis, 5 Juni 2025, dan Hari Raya Iduladha pada Jumat, 6 Juni 2025.

Hingga seluruh rangkaian ibadah selesai, para jamaah yang mengambil skema haji ifrad akan tetap mengenakan pakaian ihram dan mematuhi seluruh larangan ihram, seperti tidak memotong kuku, mencukur rambut, dan tidak menggunakan penutup kepala bagi laki-laki.(*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved