Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Idul Adha

Menag Bersyukur NU-Muhammadiyah Lebaran Idul Adha Bersama

Pantauan sejak pukul 06.00 Wita hingga matahari terbenam pukul 17.55 Wita, langit Kota Makassar tertutup awan tebal.

TRIBUN-TIMUR.COM/Muhammad Nur Alqadri
PANTAUAN HILAL - Koordinator Bidang Observasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah IV Makassar Jamroni saat pantau hilal di Delft Apartemen, Kawasan Center Point of Indonesia (CPI) Kota Makassar, Selasa (27/5/2025). Pemantauan dilakukan bersama Kemenag Sulsel. 


TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah IV Makassar bersama Kementerian Agama Sulawesi Selatan (Kemenag Sulsel) pantau hilal penentuan 1 Zulhijah, di Kawasan Center Point of Indonesia (CPI) Makassar, Selasa (27/5/2025).

Pantauan sejak pukul 06.00 Wita hingga matahari terbenam pukul 17.55 Wita, langit Kota Makassar tertutup awan tebal.

Kakanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid, mengatakan hasil pemantauan dan hasil sidang isbat hari ini tidak memenuhi syarat. “Hilal tidak terlihat karena berawan. Memang tidak bisa terlihat di Sulsel,” katanya.

Ali menyatakan dari hasil pemantauan yang ada hanya tinggi bulan yang memenuhi syarat. Dua diantaranya tidak memenuhi persyaratan.

Koordinator Bidang Observasi BMKG Wilayah IV Makassar Jamroni menambahkan, dari hasil pemantauan posisi ketinggian bulan sudah positif atau berada di 1,171 derajat.

Namun, dari tiga kriteria ditetapkan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yang menjadi acuan utama dalam penetapan awal bulan di kawasan Asia Tenggara dua belum terpenuhi.

“Yaitu elongasi cuma sekira 5,8, sedangkan kriteria diharapkan dari MABIMS itu 6,4. Kemudian juga tinggi marinya tidak terpenuhi atau kurang dari 3 derajat,” jelasnya.

Baca juga: Harga Sapi di Makassar Dibanderol Rp12,5 Juta hingga Rp50 Juta Jelang Idul Adha

Apalagi, saat ini cuaca agak mendung sehingga potensi atau kemungkinan untuk pengamatan cukup kecil.

“Mungkin nanti diharapkan di wilayah-wilayah yang semakin ke barat di Indonesia seperti Aceh dan lain sebagainya,” jelasnya.

Menteri Agama RI Prof Nasaruddin Umar resmi mengumumkan hasil Sidang Isbat penetapan 1 Zulhijah 1446 Hijriah.

Pengumuman melalui konferensi pers, pukul 19.15 WIB di kanal YouTube resmi Kemenag RI, dan menjadi acuan penetapan Hari Raya Idul Adha 2025.

“Pada detik-detik terakhir, bulan terlihat di Aceh. Jadi awal Zulhijah 1446 Hijriah, tanggal Rabu 28 Mei 2025. Sehingga 10 Zulhijah atau Idul Adha, bertepatan dengan hari Jumat, 6 Juni 2025,” katanya.

Sidang Isbat digelar di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, Jakarta.

Penentuan awal 1 Zulhijah menggunakan metode hisab dan rukyat dengan kriteria imkanur rukyat.

Hilal dianggap memenuhi syarat jika posisinya mencapai ketinggian minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat.

“Insya Allah, kita Lebaran bareng, bersama lagi, kita bersyukur 1 Ramadan kemarin seragam, kemudian Idul Fitri juga seragam, dan besok Insya Allah kita melakukan (merayakan) Idul Adha seragam juga,” katanya.

Keputusan ini diperoleh setelah hasil pantauan hilal dilakukan dari 114 lokasi berbeda di Indonesia.

Nasaruddin mengatakan, proses penetapan 1 Zulhijah 1446 Hijriah awalnya berlangsung alot karena hilal tidak terlihat.

Setelah ditunggu pada detik-detik terakhir akan diputuskan, seorang perukyat hilal di Aceh melaporkan telah melihat hilal dan telah disumpah.

Keputusan pemerintah ini sama dengan ormas Islam Muhammadiyah yang sebelumnya memastikan 1 Dzulhijah 1446 Hijriah juga jatuh pada 28 Mei 2025 dan Hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025.

Muhammadiyah sendiri menggunakan metode perhitungan hisab hakiki wujudul hilal, menetapkan pergantian bulan hijriah.(*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved