Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Teror Busur di Maros: 5 Kasus dalam 3 Bulan, Belum Ada Pelaku Ditangkap

Sejak Maret hingga Mei 2025, tercatat lima kasus pembusuran terjadi, namun belum satu pun pelaku berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Saldy Irawan
Tribun Timur
Teror Pembusuran - Lima insiden pembusuran yang tercatat sejak Maret hingga Mei 2025, belum satu pun pelaku yang berhasil diamankan pihak kepolisian. 

TRIBUN-TIMUR.COM — Teror pembusuran terus menghantui warga Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Sejak Maret hingga Mei 2025, tercatat lima kasus pembusuran terjadi, namun belum satu pun pelaku berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.

Kondisi ini memicu kritik tajam terhadap kinerja Polres Maros yang dinilai lamban dan tidak maksimal dalam menangani kasus-kasus tersebut.

Wakil Sekretaris Umum Badko HMI Sulsel, Firman, menyatakan kekecewaannya terhadap penanganan kasus oleh aparat.

Ia menilai, pihak kepolisian terkesan kurang serius menghadapi aksi-aksi kekerasan yang sudah menebar ketakutan di tengah masyarakat.

“Kapolres Maros seharusnya bertindak tegas. Sudah lima kasus terjadi, korbannya terus bertambah, tapi pelakunya masih disebut ‘orang tak dikenal’. Sampai kapan masyarakat harus hidup dalam ketakutan?” tegas Firman, Senin (26/5/2025).

Firman juga mengkritisi pendekatan penyelesaian damai atau restorative justice terhadap tindak kriminal serupa.

Menurutnya, langkah tersebut membuat pelaku tidak jera dan memperburuk situasi keamanan di Maros.

“Kalau pembusuran dianggap perkara kecil dan terus diselesaikan secara damai, bukan tidak mungkin korban jiwa akan jatuh di kemudian hari. Ini bukan hanya soal luka fisik, tapi menyangkut rasa aman masyarakat,” ujarnya.

Ia menegaskan, jika Polres Maros tidak segera bertindak tegas, kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian akan terus menurun.

“Pasal 13 UU Polri menyatakan dengan jelas bahwa tugas Polri adalah memelihara keamanan, menegakkan hukum, dan melindungi masyarakat. Ini saatnya membuktikan, bukan hanya jadi slogan,” kata Firman.

Firman juga mendesak pemerintah daerah untuk tidak bersikap pasif.

Ia menilai maraknya aksi pembusuran merupakan gejala dari persoalan sosial yang lebih dalam, seperti kemiskinan, pengangguran, dan krisis identitas di kalangan remaja.

“Pemda harus hadir. Libatkan tokoh masyarakat, pemuda, dan semua pihak dalam pencegahan. Jangan tunggu ada korban meninggal dulu baru bergerak,” tegasnya.

Lima kasus pembusuran terjadi di Maros dalam dua bulan terakhir:

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved