Haji
Jemaah Haji Asal Sidoarjo Wafat di Pesawat, Suami Saksikan Pemakaman di Baqi
Meski duka menyelimuti, Dadan merasa bersyukur bisa menyaksikan langsung prosesi pemakaman di Tanah Suci.
TRIBUN-TIMUR.COM - Momen mengantarkan jenazah jemaah haji ke liang lahat menjadi pengalaman paling emosional bagi Asep Dadan Muhanda, petugas haji di Daerah Kerja (Daker) Bandara.
Peristiwa itu begitu membekas di hati Dadan, yang terlibat langsung dalam proses pemakaman seorang jemaah perempuan asal Sidoarjo.
Dadan tidak hanya bertugas secara administratif, ia juga mendampingi Hasan Sadli Masum, suami dari almarhumah Nur Fadilah (45), dalam detik-detik perpisahan yang penuh duka.
Nur Fadilah menghembuskan napas terakhirnya di dalam pesawat saat penerbangan dari Surabaya menuju Madinah pada Kamis (8/5/2025), sekitar pukul 06.30 waktu Arab Saudi, bertepatan dengan hari keenam musim haji tahun ini.
“Saya ikut larut dalam kesedihan melihat seorang suami kehilangan istri yang dicintainya. Apalagi membayangkan anak-anak mereka yang ditinggalkan di Indonesia. Sebagai seorang ayah, saya bisa merasakan beratnya perasaan itu,” ungkap Dadan, Senin (26/5/2025).
Baca juga: Jemaah Haji Enrekang Tiba di Makkah, Langsung Terima Kartu Nusuk di Hotel
Meski duka menyelimuti, Dadan merasa bersyukur bisa menyaksikan langsung prosesi pemakaman di Tanah Suci, sebuah pengalaman langka yang tak banyak orang alami.
Sebelum jenazah dimakamkan, Dadan diberikan kesempatan masuk ke area Raudhah melalui pintu depan, tempat suci di Masjid Nabawi yang juga menjadi akses menuju kompleks pemakaman Baqi, tempat dimakamkannya para sahabat Nabi.
Saat ditanya apakah dirinya siap bila kembali mendapat tugas mengantar jenazah, Dadan menegaskan kesiapannya. Ia menganggap itu sebagai kehormatan dan pengingat akan kefanaan hidup.
“Saya akan siap jika ditugaskan lagi. Ini bukan hanya tugas, tapi juga ibadah. Kita diingatkan bahwa suatu hari nanti kita akan berada di posisi yang sama,” katanya dengan haru.
Dadan kemudian menceritakan bagaimana ia dan timnya mendampingi Hasan Sadli selama proses pemakaman.
Ia bersama sopir dan penghubung bertugas menyaksikan langsung pemakaman Nur Fadilah di Madinah.
Almarhumah Nur Fadilah dikenal sebagai tokoh perempuan Nahdlatul Ulama (NU) dan biasa disapa Ning Dila.
Ia merupakan menantu dari keluarga besar Pondok Pesantren Bahauddin Ali Ar Rofi’i Ngelom.
Kabar wafatnya Ning Dila menyebar cepat di Indonesia usai Imam Nahrawi, mantan Menpora, membagikannya di media sosial.
Namun pernyataan resmi baru disampaikan PPIH Arab Saudi setelah jenazah dimakamkan dan sertifikat kematian (Certificate of Death/COD) diterbitkan otoritas Madinah.
Sekitar pukul 14.30 WAS, Dadan, Hasan Sadli, sopir, dan penghubung berangkat menuju Masjid Nabawi untuk menunaikan salat jenazah dan prosesi pemakaman.
Hasan terlihat menahan duka mendalam sepanjang perjalanan. Ia terus memikirkan ketiga anaknya yang menanti kabar di Indonesia, sembari mencari cara terbaik untuk menyampaikan berita duka tersebut.
“Saya benar-benar bingung bagaimana memberi tahu anak-anak,” ucap Hasan lirih.
Sesampainya di Masjid Nabawi, Hasan langsung menuju ruang pemulasaraan. Di sana, jenazah istrinya telah dimandikan dan dikafani oleh petugas setempat.
Hasan diberi waktu untuk melihat jenazah istrinya dan memastikan identitas almarhumah. Ia mendekat, membuka penutup wajah, lalu mengecup kening istrinya sebagai perpisahan terakhir.
Tak lama setelah itu, jenazah dibawa ke Raudhah, sebuah tempat suci di antara mimbar dan rumah Nabi Muhammad SAW. Selepas azan Ashar, Dadan dan Hasan menunaikan salat berjamaah, dilanjutkan dengan salat jenazah.
Setelah salat jenazah, keranda jenazah diangkat ke mobil khusus untuk dibawa ke Pemakaman Baqi yang berjarak sekitar 700 meter dari Masjid Nabawi.
Baqi adalah pemakaman penting di Madinah, tempat peristirahatan terakhir para sahabat Nabi, syuhada, dan jemaah haji yang wafat di Tanah Suci. Pemakaman di sini berlangsung rutin setiap hari.
Sesampainya di lokasi, jenazah Ning Dila diturunkan dari mobil. Hasan turut menggotong jenazah bersama seorang petugas menuju liang lahat berukuran 2x1 meter dengan kedalaman 1,5 meter.
Setelah jenazah dimasukkan, liang lahat ditutup menggunakan batu bata dan kerikil, dibantu jemaah yang sebelumnya ikut salat di Masjid Nabawi. Prosesi berjalan singkat dan khidmat.
Usai pemakaman, Hasan menerima banyak pelukan dan ucapan belasungkawa dari para jemaah. Namun, sepanjang prosesi, Hasan lebih banyak diam, larut dalam duka.
Bagi Dadan, pemandangan itu menggambarkan duka seorang ayah yang tidak hanya kehilangan istri, tetapi juga tengah memikirkan bagaimana menjalani hari-hari ke depan bersama anak-anaknya di tanah air.
Setelah semua proses selesai, Dadan dan rombongan kembali ke hotel tempat PPIH Daker Bandara berkumpul. Tak lama kemudian, sekitar pukul 17.00 WAS, Kepala Daker Bandara Abdul Basir mengumumkan secara resmi kabar wafatnya Nur Fadilah setelah menerima COD.
Beberapa waktu setelah pengumuman, keluarga besar Nur Fadilah bersama Imam Nahrawi datang menjemput Hasan Sadli. Saat itulah, tangis Hasan pecah tak tertahan.
75 Tahun Tangani Haji, Menteri Agama Nasaruddin Umar Minta Maaf |
![]() |
---|
Jemaah Haji Asal Banjarmasin Sudah Sepekan Hilang di Makkah |
![]() |
---|
Dirjen Haji Bantah Keras Isu Pungli dalam Program Safari Wukuf: 'Semua Gratis!' |
![]() |
---|
Suhu Capai 50°C Saat Wukuf, Jemaah Diminta Tidak Keluar Tenda |
![]() |
---|
Intip Kekayaan Andi Sumangerukka, Jenderal Asal Makassar Bagi Rp1,5 Juta ke Jemaah Haji |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.