Haji 2025
Jemaah Haji Diminta Tidak Pindah Hotel Tanpa Lapor Petugas
Hilman menjelaskan, pada awal kedatangan di Makkah, sejumlah jemaah ditempatkan terpisah dari pasangan atau pendampingnya akibat perbedaan syarikah.
TRIBUN-TIMUR.COM - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, mengimbau seluruh jemaah haji Indonesia agar tidak memutuskan pindah hotel secara mandiri tanpa pemberitahuan kepada petugas.
Langkah ini dinilai penting guna menjaga ketepatan data serta kelancaran pelayanan, terutama menjelang puncak ibadah haji.
"Saat ini pemerintah tengah menata ulang data akomodasi jemaah, termasuk yang ingin tinggal bersama pasangan, keluarga, atau lansia dengan pendamping. Karena itu, kami mohon agar jemaah yang telah pindah hotel segera melapor ke petugas," ujar Hilman di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Kamis (23/5/2025).
Hilman menjelaskan, pada awal kedatangan di Makkah, sejumlah jemaah ditempatkan terpisah dari pasangan atau pendampingnya akibat perbedaan syarikah.
Namun, situasi ini sudah diatasi melalui kebijakan penggabungan akomodasi yang diberlakukan oleh Kementerian Agama.
Meski demikian, terdapat jemaah yang berpindah hotel atas inisiatif sendiri sebelum kebijakan penggabungan diberlakukan.
Tindakan ini berisiko menimbulkan hambatan saat mobilisasi besar ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina, yang memerlukan data jemaah yang akurat.
Oleh karena itu, Hilman menegaskan agar seluruh jemaah yang telah berpindah penginapan tanpa koordinasi, segera melaporkan lokasi mereka kepada petugas kloter atau sektor masing-masing.
"Kita ingin memastikan bahwa seluruh jemaah terdata dengan baik dan tidak ada yang tercecer. Pendataan ini sangat penting untuk menjamin layanan optimal saat puncak haji berlangsung," katanya.
Ia menambahkan, proses pembaruan data dilakukan bersama dengan pihak penyedia layanan akomodasi dan melibatkan sistem pelaporan digital serta koordinasi lintas sektor.
Upaya ini sekaligus menjadi bentuk evaluasi dari dinamika yang terjadi saat fase pemberangkatan.
"Memang sempat ada perbedaan data karena perubahan di embarkasi—ada jemaah yang sakit, batal berangkat, atau dipindah kloter. Tapi kini datanya sudah dikunci 17 jam sebelum keberangkatan dan itu menjadi dasar layanan selama di Arab Saudi," jelas Hilman.
Terakhir, Hilman mengingatkan agar jemaah tetap disiplin dan aktif berkomunikasi dengan petugas kloter, khususnya jika ingin melakukan perubahan tempat tinggal. "Semua prosedur ini bertujuan demi kenyamanan dan keselamatan para jemaah sendiri," tutupnya.
Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025 |
![]() |
---|
Foto-foto Kloter Terakhir Jamaah Haji Tinggalkan Madinah, Petugas: Semoga Mabrur Semua |
![]() |
---|
Cerita Jamaah Haji Jalan Kaki dari Musdalifah ke Mina Sejauh 3 KM saat Suhu 48 Derajat |
![]() |
---|
Wakil Bupati Jemput 360 Jemaah Haji Asal Wajo di Asrama Haji Sudiang |
![]() |
---|
'Tukang Bubur Naik Haji' Asal Pomala Berat Tinggalkan Tanah Suci, Tiba 7 Juli di Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.